Batakpedia.org – Adat Manungkus adalah suatu adat/budaya batak Mandailing atau biasa disebut suku Mandailing. Bagi yang belum tahu, suku Batak sendiri ada bermacam jenisnya, yaitu batak Mandailing, Angkola, Toba, Karo, dan Simalungun. Suku Mandailing sendiri adalah suku yang mayoritasnya beragama islam dan banyak tersebar di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan biasanya daerah yang ditempati oleh suku Mandailing itu berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Jika dibagi lagi, terdapat 15 marga sah yang diakui dari suku Mandailing. Dikutip dari Wikipedia, 15 marga itu adalah yaitu Pulungan, Nasution, Lubis, Matondang, Rangkuti, Batubara,Marbun, Harahap, Dalimunthe, Hutasuhut, Siregar, Hasibuan, Daulay, Pane, dan Pohan.
Kembali ke bahasan, adat Manungkus adalah adat dari suku Mandailing untuk merayakan kelahiran seorang anak yang dihadiri keluarga besar/sanak saudara. Adat Manungkus sendiri juga berarti menunjukkan bahwa kita ikut bergembira dan senang dengan adanya kelahiran seorang anak. Tidak lupa juga diberikan doa-doa yang baik serta nasihat-nasihat bijak. Keluarga-keluarga yang datang juga biasanya membawa lauk pauk untuk diberikan kepada keluarga yang melahirkan anak. Namun, yang khas dari adat Manungkus ini adalah terdapat lauk wajib yang harus dibawa, yaitu gulai ayam. Lebih khususnya lagi, gulai ayam yang diberikan harus ayam kampung bukan ayam negeri. Untuk makanan yang dibawa yaitu bebas membawa makanan apa saja asalkan harus ada gulai ayam kampung yang dibawa.
Untuk tambahan, dulu orang suku Mandailing tidak mau disebut batak, karena jika disebut batak, orang-orang biasanya akan menganggap mereka non muslim atau batak toba. Suku Mandailing sendiri lebih condong ke Sumatera Barat dalam hal makanan, bentuk fisik, wajah, dan tutur katanya (halus). Suku Mandailing pun tidak dapat disamakan dengan suku Batak karena dari bahasa yang digunakan pun juga berbeda. [budaya-indonesia]