Batakpedia.org– 1. Pohon penghasil tuak (enau/aren) merupakan pohon yang multifungsi>Jangan pernah meremehkan pohon produsen penghasil tuak (enau/aren). Pohon ini merupakan pohon yang multi fungsi, sehingga semua bagian dari pohon ini ada di bagian rumah adat Batak. Mulai dari batangnya untuk membuat dinding rumah adat, Ijuknya untuk membuat atap rumah, helai daunnya untuk membuat sapu lidi, dan buahnya untuk kebutuhan pangan (kolang-kaling). Jadi, semua bagian dari pohon ini tidak ada yang terbuang sia-sia.
2. Untuk mendapatkan rasa yang sempurna, diperlukan waktu yang panjang dan proses yang sangat rumit>Proses membuat tuak ternyata bukan sembarangan atau tidak segampang kita mendapatkan tuak di Lapo tuak. Dibutuhkan proses yang panjang untuk mendapatkan nira yang berkualitas. Rata-rata penyadap nira membutuhkan waktu minimal 3 bulan baru bisa menyadap. Itupun belum tentu air niranya bisa keluar.
Berdasarkan mitosnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipatuhi agar bisa mendapatkan air nira seperti, tidak boleh menggunakan baju yang bagus saat berada dipohon sumber niranya, tidak boleh gonta-ganti orang untuk memanjat pohon sumber nira, tidak bisa mengucapkan kata-kata kotor saat mengambil air nira, dan lain-lain.
Untuk mendapatkan rasa yang sempurna, saat air nira (air yang belum jadi tuak) sudah disadap, dibutuhkan ketelitian untuk mencampur air nira dengan raru (semacam kulit kayu) agar air tersebut difermentasikan. Tidak boleh manis, tidak boleh asam, dan tidak boleh terlalu sepat. Butuh keahlian yang jenius.
3. Acara adat tanpa tuak, rasanya akan hambar>Pernah ke acara adat orang Batak? Pasti menemukan minuman tuak kan? Baik diacara pernikahan, acara pemakaman, acara manulangi, dan lain-lain. Jangan heran dan jangan mengatakan mereka lagi mabuk-mabukan. Bukan guys.
Tuak adalah pelengkap dan peryaratan yang harus ada dalam adat Batak. Tuak digambarkan sebagai pemenuh dahaga, pembawa kejernihan pikiran dan berkat bagi orang yang meminumnya. Tuak tidak bisa digantikan dengan minuman lain seperti jus, coca cola, sprite, es krim atau minuman apapun.
4. Tuak bukanlah minuman haram, jadi ketika kami (Orang Batak) minum tuak itu bukan berarti kami mengonsumsi sesuatu yang haram ya>Banyak orang yang mengatakan bahwa tuak adalah minuman yang tidak layak untuk diminum dan haram. Anda sudah pasti salah jika berpikiran demikian karena tuak pada esensinya adalah minuman penghangat badan, penambah stamina, serta membuat kondisi badan menjadi nyaman dengan syarat hanya untuk 1 gelas 2 gelas saja.
Jika anda mengatakan agama anda melarang untuk meminum tuak, toh banyak ulama dan pemuka agama (semua agama termasuk islam, Kristen, dan kepercayaan lainnya) yang meminumnya dalam porsi yang terbatas. Mereka mengatakan minuman ini tidak ada salahnya selagi dalam jumlah batasannya. Tuak juga sering disertakan untuk kegiatan keagamaan.
5. Tuak adalah minuman jamuan kepada tamu orang Batak>Tuak merupakan salah satu minuman jamuan kepada tamu orang Batak meski jamuan tuak sekarang hanya ada pada masyarakat yang masih tradisional. Jadi, jika anda ke Toba atau Samosir jangan heran jika dijamu dengan minuman ini. mereka tidak akan memberikan porsi yang lebih juga kepada anda, karena mereka tahu batasan meminum tuak untuk semua orang.
6. Minum tuak adalah tradisi yang sudah mendarah daging bagi orang Batak dimanapun berada>Jika orang mendengar kata “tuak”, sudah pasti dipikirannya “orang Batak”. Kenapa? Karena memang tuak tidak bisa lepas dari kehidupan orang Batak. Semua lapisan masyarakat Batak pasti pernah meminumnya walau belum tentu statusnya sebagai pecandu tuak.
Demikianlah beberapa fakta tentang tuak yang mungkin belum anda tahu. Terlepas dari stigma negatif masyarakat umum terhadap tuak yang merupakan minuman yang memabukkan, tidak pantas diminum, dilarang, atau bahkan haram, tuak tidak akan bisa lepas dari kehidupan orang Batak.
Tuak mengandung banyak makna yang positif jika digunakan untuk tujuan kebaikan. Penulis tidak mensugesti anda untuk mencoba minum tuak, penulis hanya ingin berbagi tentang apa sebenarnya yang menjadi esensi minuman tuak bagi orang Batak. Terimakasih. (hipwee)