Batakpedia.org-Festival Danau Toba 2019 sudah resmi dibuka oleh Gubernur Sumatera Utara pada senin (9/12) lalu yang disertai dengan pemecahan rekor MURI pemakain ‘Bulang Sulappei‘ seperti diberitakan oleh Hibatak.com sebelumnya.
Festival Danau Toba 2019 sebelumnya diharapkan mampu memperkenalkan budaya bangsa ke seluruh dunia serta menarik para wisatawan, baik nasional maupun mancanegara, datang ke Danau Toba.
Namun realita yang terjadi didalam pelaksaan FDT 2019 yang memakai anggaran hingga Rp.1,4 M belum mampu mewujudkan harapan semula FDT ini dilaksanakan.
Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan FDT 2019 pada hari kedua pelaksanaan masih terlihat sepi oleh pengunjung, bahkan dalam perlombaan FDT 2019 seperti di Pantai Bebas tempat perlombaan Solu Bolon, lokasi lomba tari-tarian di Mess Pora-pora, lokasi stand pameran di Conference Hall (Harungguan Bolon), sedangkan lapangan Open Stage Pagoda sebagai lokasi panggung. Akan tetapi, di setiap titik atau lokasi kegiatan terlihat sepi pengunjung. Sedangkan kegiatan lomba hanya disaksikan sejumlah panitia dan peserta.
Dilansir dari laman berita news.metro24jam.com menyebutkan bahwa K Sinaga (49), seorang warga Parapat mengaku kecewa dengan pelaksanaan FDT ke-7 yang sepi pengunjung. Sinaga menjelaskan alasan FDT 2019 ini sepi pengunjung dikarenakan pelaksanaan FDT 2019 ini dilaksanakan pada saat hari kerja dan sekolah yang sedang melaksanakan Ujian akhir semester.
“Gimana mau ada pengunjung datang menonton acara FDT ini. Soalnya, kondisi kantor lagi masuk (hari kerja) dan anak sekolah lagi ujian. Coba kalau FDT ini dibuat di hari libur, pasti ramai pengunjung. Kalau kita lihat, FDT macamnya sebatas formalitas saja dan menghabiskan uang negara secara cuma-cuma,” ujar Sinaga. (hitabatak)