Batakpedia.org– Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Siantar dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatra Barat, kembali berkolaborasi dalam satu panggung opera. Kali ini mereka akan menampilkan naskah berjudul “Ugamo Malim, Horja Bolon Naparpudi” karya Thompson Hs dan Sulaiman Juned (ketua jurusan teater ISI Padangpanjang). Pertunjukan ini akan ditampilkan di Hanoi National Theatre, Vietnam.
Ini adalah pertunjukan kedua hasil kolaborasi mereka. Tahun 2018, mereka mementaskan naskah “Sisingamangaraja XII, Tongtang I Tano Batak” di dua kota di Malaysia. Demikian dikatakan Thompson Hs. Dia menjelaskan, naskah ini disutradarai dosen ISI Padangpanjang Enrico Alamo.
“Naskah ini menggambarkan situasi pasca tewasnya Sisingamangaraja XII. Kabar tewasnya Sisingangamangaraja XII tersiar ke mana-mana. Anggota keluarga yang sudah tertawan di Sidikalang menerima kabar itu dari Raja Sabidan, anak Sisingamangaraja XII yang lolos dari penembakan berdarah. Bersama ibunya boru Sagala, Sunting Mariam mengingat masa-masa lalu, termasuk permintaan Sisingamangaraja XII untuk melakukan ritual terakhir bersama keluarga dan semua pasukan,” tutur Thompson.
Dalam naskah ini, sambung Thompson, juga disinggung soal gonjang-ganjing tentang peran Guru Somalaing yang membela Sisingamangaraja dengan gagasan Ugamo Malim. Namun ternyata ditangkap, diadili, dan dibuang ke Pulau Jawa dengan dalih mengawal perjalanan Modigliani.
“Para pengikut Sisingamangaraja XII yang masih tidak percaya dengan berita itu mendapat ancaman dan dipaksa tutup mulut kalau tidak mau membenarkan sang Raja sudah tewas. Mereka mengganggap Sisingamangaraja XII memiliki kesaktian dan tidak mungkin dapat dibunuh dengan cara apapun sebelum waktunya dipanggil Mulajadi Nabolon, Tuhan Pencipta langit dan bumi,” tambah Direktur Artistik PLOt ini.
Naskah ini, lanjut Thompson, juga memperlihatkan bagaimana situasi pengikut Sisingamangaraja XII yang memang tercerai-berai. Ada yang bergabung kemudian dan menyesuaikan diri dengan keadaan. Sementara di tempat-tempat rahasia para Parbaringin dan Raja Bius juga yakin kalau Sisingamangaraja XII belum tewas. Mereka merindukan upacara bersama dengan Sisingamangaraja XII.
Tersiarlah berita kalau Sisingamangaraja XII melakukan penyamaran dengan berbagai nama baru. Awalnya dikenal dengan nama samaran Sisiak Bagi. Kemudian dengan perjumpaan rahasia dengan Raja Mulia, salah satu murid kesayangan, menjadi salah satu saksi cara penyamaran itu dengan nama Patuan Raja Malim. Amanah Sisingamangaraja XII lewat Raja Mulia agar Ugamo Malim dipraktikkan sampai diterima kembali suatu saat. Kesenduan musik upacara pun berbunyi kembali melalui irama gondang, menyatukan kesatuan langit dan bumi dalam kesucian.
Garapan ini akan ditampilkan di Hanoi National Theatre, Vietnam dalam kegiatan Asia Pasific Bond Theatre Festival Schools bersama pertunjukan dari negara lain, seperti Thailand, Filippina, Malaysia, Australia, Taiwan, India, dan Vietnam. ISI Yogyakarta juga hadir bersama dengan ISI Padangpanjang mewakili Indonesia.
Berikut formasi tim opera Batak yang akan tampil di Vietnam dengan arahan Rektor ISI Padangpanjang, Prof Dr Novesar Jamarun (medaan bisnis)