• Situs Ofisial
  • Kamus
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Tentang
    • Kebijakan Privasi
    • FAQ
    • Kerja Sama
  • Donasi
  • Advertising
  • Hubungi Kami
BatakPedia
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
BatakPedia
No Result
View All Result
Home Umum

10 Fakta Taman Nasional Gunung Leuser yang Dikunjungi Leonardo Dicaprio

BatakbyBatak
5 Desember 2019
inUmum
0 0
0
10 Fakta Taman Nasional Gunung Leuser yang Dikunjungi Leonardo Dicaprio
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Line

Batakpedia.org-Taman Nasional Gunung Leuser lagi santer dibicarakan karena kunjungan aktor Hollywood, Leonardo Dicaprio. Berikut, 10 fakta taman nasionalnya yang harus Anda tahu.

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Leonardo DiCaprio datang bersama teman-temannya, aktor Adrien Brody, Fisher Stevens dan sejumlah kru. Mereka melihat langsung keanekaragaman flora dan fauna di sana, seperti gajah sumatera dan orang utan. Petualangannya ke TNGL, adalah untuk mendukung kegiatan konservasi di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Berikut 10 fakta Taman Nasional Gunung Leuser:

1. Berada di dua provinsi

Taman Nasional Gunung Leuser punya luas 1.094.692 hektar. Secara administrasi, taman nasional ini berada di dua provinsi yakni Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

10 Kabupaten/kota yang mengelilingi Taman Nasional Gunung Leuser adalah Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Dairi, Karo, Deli Serdang, dan Langkat. 4 Nama terakhir, berada di Sumatera Utara.

2. Punya 2 status internasional

Taman Nasional Gunung Leuser menyandang 2 status yang berskala global yaitu sebagai Cagar Biosfer pada tahun 1981 dan sebagai World Heritage pada tahun 2004. Kedua status tersebut ditetapkan oleh UNESCO dan World Heritage Committee atas usulan pemerintah Indonesia setelah melalui rangkaian proses seleksi yang ketat.

Cagar Biosfer didefinisikan sebagai kawasan ekosistem daratan atau pesisir yang diakui oleh Program Man and the Biosphere UNESCO (MAB-UNESCO) untuk mempromosikan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam.

Sedangkan World Heritage, disematkan oleh UNESCO dalam World Heritage Convention (Konvensi Warisan Dunia) yang berlangsung di Suzhou, Cina, pada tanggal 27 Juni sampai 7 Juli 2004. Taman Nasional Gunung Leuser menyusul Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Lorentz yang lebih dulu menyandang predikat World Heritage.

3. Laboratorium alam

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan laboratorium alam yang kaya keanekaragaman hayati. Taman nasional ini merupakan habitat sebagian besar fauna, mulai dari mamalia, burung, reptil, ampibia, ikan, dan invertebrata.

Terdapat 380 spesies burung dan 205 spesies mamalia di sana. Sayang, beberapa faunanya masuk dalam daftar hewan yang dilindungi seperti orang utan Sumatera (Pongo abelii), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus) dan gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).

“Hutan hujan di dataran rendah Indonesia khususnya ekosistem Leuser merupakan sisa habitat terbaik di dunia untuk Gajah Sumatera yang terancam punah. Di hutan ini, gajah purba bermigrasi dan masih ada sekawanan gajah liar di Sumatera. Tapi, perkebunan sawit memecah belah ekosistem hutan dan memotong migrasi gajah, sehingga sulit bagi keluarga gajah untuk menemukan sumber makanan yang cukup dan air,” tulis Leo (panggilan Leonardo Dicaprio), seperti dikutip dari fanpage pribadinya.

4. Juta orang bergantung pada Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser menyediakan suplai air bagi 4 juta masyarakat yang tinggal di Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Hampir 9 kabupaten tergantung pada jasa lingkungan taman nasional ini, yaitu berupa ketersediaan air konsumsi, air pengairan, penjaga kesuburan tanah, mengendalikan banjir, dan sebagainya.

Hal itu menunjukkan bahwa peran dan fungsi kawasan hutan di ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser sangat besar dalam mendukung sistem penyangga kehidupan (life support system) dan keberlanjutan pembangunan (sustainable development).

5. Hutan dan cagar alam

Saking luasnya Taman Nasional Gunung Leuser, di dalamnya terdapat beberapa jenis hutan dan cagar alam. Mengutip situs resmi pariwisata Indonesia, hutan-hutan yang ada di sana adalah hutan bakau, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, hutan lumut, dan hutan subalpine.

Dengan berbagai ekosistem, taman nasional ini sebenarnya merupakan kelompok berbagai cagar alam dan hutan, yaitu Cagar Alam Gunung Leuser, Kappi Cagar Alam, Cagar Alam Kluet, Sikundur-Langkat Wildlife Reserve, Ketambe Research Station, Singkil Barat, dan Dolok Sembilin.

6. Waktu kunjungan terbaik

Situs resmi Departemen Kehutanan (Dephut) menjelaskan, waktu terbaik untuk berkunjung ke Taman Nasional Gunung Leuser adalah bulan Juni sampai bulan Oktober. Cuaca sedang bersahabat, sehingga pengunjung tidak terlalu sulit untuk trekking.

Biasanya, wisatawan yang datang ke Taman Nasional Gunung Leuser mengambil rute Medan-Bukit Lawang. Bukit Lawang ini merupakan bagian dari taman nasionalnya yang memang disiapkan sebagai destinasi wisata alam. Lokasinya di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Bahorok Langkat, Sumatera Utara. Perjalanan dari Medan, naik mobil sekitar 2 jam lamanya.

7. Sungai Alas yang ‘membelah’ Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser memiliki Sungai Alas, yang disebut sebagai sungai terpanjang di Aceh. Sungai ini pun sering dijajal para traveler yang doyan bermain arung jeram. Tapi ingat, khusus yang profesional atau punya jam terbang yang tinggi.

SUngai Alas, punya tingkat kesulitan grade 3 dan 4. Artinya, terdapat riam-riam yang diiringi gelombang-gelombang yang tidak terduga, gelombang air bisa mencapai 2 meter dengan variasi kelokan yang cukup tajam dan variasi kelokan yang cukup tajam.

8. Lokasi wisata alam

Mengutip situs resmi Taman Nasional Gunung Leuser, terdapat 4 lokasi wisata alam. Lokasi-lokasinya yaitu Bukit Lawang dan Tangkahan di Sumatera Utara, serta Kedah dan Lawe Gurah di Aceh. Di Bukit Lawang, kita bisa melihat orangutan Sumatera dari dekat.

Di Tangkahan, terdapat air terjun dan gajah-gajah Sumatera. Masyarakat setempat sudah mengelola pariwisata dengan baik, serta menawarkan pengalaman untuk berinteraksi dengan gajah Sumatera dari dekat.

Bagi para pendaki yang mau mendaki Gunung Leuser (3.404 mdpl), pintu masuknya adalah di Kedah. Sebuah dusun yang terletak di Desa Penosan Sepakat, Blang Jerango, Gayo Luwes, Aceh. Pendakian dari sini bisa 7 hari lamanya dan menawarkan petualangan yang dahsyat. Sedangkan di Lawe Gurah, adalah tempatnya pemandian air panas. Di sini, kita juga dapat melihat bunga rafflesia yang terkenal.

9. Tiket masuk

Tiket masuk ke Taman Nasional Gunung Leuser, untuk wisatawan domestik sebesar Rp 5 ribu dan wisatawan mancanegara sebesar Rp 150 ribu. Kalau di hari libur nasional dan di hari Minggu, tiketnya Rp 7.500 untuk wisatawan domestik dan Rp 225 ribu untuk wisatawan mancanegara.

Data tersebut, diambil dari situs resmi Taman Nasional Gunung Leuser. Harga tiketnya, sudah berlaku dari tanggal 14 Agustus 2014.

10. ‘Sister park’ dengan taman nasional di Malaysia

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer. Berdasarkan kerjasama Indonesia-Malaysia, juga ditetapkan sebagai ‘Sister Park’ dengan Taman Negara National Park di Malaysia.

Artinya, kedua taman nasional tersebut punya banyak persamaan. Diharapkan, kedua pihak taman nasional juga dapat bekerjasama untuk saling menjaga dan melestarikan kehidupan flora dan faunanya. (traveldetik)

Terkait

Previous Post

Wisata Alam Gunung Sibayak Sumatera Utara

Next Post

Kemenhub Mengukur Ulang Kapal di Danau Toba Jelang Natal dan Tahun Baru

Next Post
Kemenhub Mengukur Ulang Kapal di Danau Toba Jelang Natal dan Tahun Baru

Kemenhub Mengukur Ulang Kapal di Danau Toba Jelang Natal dan Tahun Baru

Tinggalkan PesanBatalkan balasan

Dukung Pengembangan BatakPedia

Detail Informasi Donasi

atau donasi langsung dari paypal :

Berlangganan ke Blog via Email

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 938 pelanggan lain

Menjadi Penulis

Ingin berkontribusi menjadi penulis di BatakPedia?
Silahkan segera Daftar atau Login

Ikatlah ilmu pengetahuan dan bagikan dengan cara menuliskannya

Tulisan Terbaru

BI Sumut gelar ‘Ngopi Enak’ dukung Gernas BBI

BI Sumut gelar ‘Ngopi Enak’ dukung Gernas BBI

24 Februari 2021
Bandara Silangit siap topang pelaku kreatif, UMKM dan pariwisata Danau Toba

Bandara Silangit siap topang pelaku kreatif, UMKM dan pariwisata Danau Toba

24 Februari 2021
Menparekraf optimistis Beli Kreatif Danau Toba mampu bangkitkan UMKM

Menparekraf optimistis Beli Kreatif Danau Toba mampu bangkitkan UMKM

24 Februari 2021
Luhut: Beli Kreatif Danau Toba kolaborasi bangun pariwisata-ekraf

Luhut: Beli Kreatif Danau Toba kolaborasi bangun pariwisata-ekraf

24 Februari 2021
Digitalisasi artisan di tepian Danau Toba

Digitalisasi artisan di tepian Danau Toba

23 Februari 2021

Tentang BatakPedia

Batakpedia.org memuat tulisan tentang Batak, baik menyangkut adat budaya, pariwisata, peristiwa, ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lain.

Menjadi Penulis

batakpedia.org membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email bonpascamp@gmail.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Angkola Sipirok Mandailing
  • Berita
  • Budaya
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Humor
  • Karo
  • Musik & Lagu
  • Opini
  • Pakpak Dairi
  • Pariwisata
  • Pengembangan
  • Sejarah
  • Simalungun
  • Toba
  • Tokoh
  • Umum
  • Situs Ofisial
  • Kamus
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Tentang
  • Donasi
  • Advertising
  • Hubungi Kami

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Dukung Kami!

Batakpedia.org memuat tulisan tentang Batak, baik menyangkut adat budaya, pariwisata, peristiwa, ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lain.

true