Batakpedia.org- Indonesia adalah negara di dunia dengan keanekaragaman yang terbesar. Di dalam satu negara kepulauan ini saja terdapar berbagai suku, ras, bahasa serta adat istiadat. Salah satu suku yang dikenal memiliki kesolidan dan ikatan persaudaraan sangat kuat adalah suku Batak. Rasa memiliki satu sama lain orang Batak sebagai ibarat sebuah keluarga, menjadikan ikatan yang nyaris gak tergoyahkan dan memberi kenyamanan di manapun mereka berada.
Jika diumpamakan sebagai versi kecil dari keberagaman Indonesia, Batak juga ada banyak macamnya sesuai pohon keturunannya, namun kita sebagai orang Indonesia pun bisa belajar untuk membangun rasa saling memiliki sesama orang Indonesia yang kuat seperti orang Batak. Sebelas putra-putri Batak ini berbagi cerita bagaimana kuatnya persaudaraan orang Batak membuat mereka nyaman dan bangga.
1. Bahkan di luar negeri persaudaraan orang Batak begitu kuat saling membantu. Kalau ada orang Batak yang sukses dalam suatu hal, kami langsung ikut bangga, like that’s our people there!
“Awal-awal migrasi ke Australia, gue belum punya pekerjaan dan tabungan juga makin menipis. Waktu itu beruntung ikut social gathering Batak dan ketemu sama salah satu orang Batak yang akhirnya membantu gue mendapatkan pekerjaan di sini. Mungkin karna kebaikan dia dan juga karna sama-sama Batak makanya dia mau membantu gue.” – Ricardo Paulus Simamora: Chemist di perusahaan multinasional.
2. Saling support! Perkumpulan satu marga biasa wisata bareng. kalau ada anggota keluarga yang meninggal, mereka bikin acara “penghiburan”, supaya yang sedang berduka bisa berkurang rasa kehilangannya.
“Kalau ketemu orang Batak itu berasa ketemu keluarga karena pertama kali pasti ditanya marga apa darimana, kalau di dunia kerja lebih berasa keakraban dan kekeluargaannya, dilihat dari para senior yang ngebimbing junior karena hampir berwatak sama yaitu keras dan pejuang.”
“Orang Batak biasanya ada arisan satu marga yang diadain satu bulan sekali dari situ bisa mengenal lebih dekat dengan keluarga satu marga. Dari perkumpulan itu biasanya ngelakuin wisata bareng. bahkan karena rasa kekeluargaan yang erat, kalau ada anggota keluarga yang meninggal, perkumpulan satu marga bikin acara penghiburan jadi yang sedang berduka bisa berkurang rasa kehilangannya.” – Yessie Napitupulu: Pegawai di salah satu Lembaga Negara.
3. Walaupun menyesuaikan diri dengan daerah rantau masing-masing, kami tetap menjaga dan mempertahankan penerapan adat istiadat Batak dalam kehidupan sehari-hari terutama saling bantu, ketika sanak saudara dalam kesulitan.
“Orang Batak merupakan salah satu suku perantau di Indonesia, yang dimana seringkali menempatkan orang Batak di lingkungan yang sangat jauh dari tradisi dan tata cara kemasyarakatan orang Batak. Dalam kondisi ini, orang-orang Batak (biasanya semarga) seringkali saling mencari dan membuat perkumpulan untuk mempertahankan penerapan adat istiadat Batak dalam kehidupan sehari-hari dalam perantauan.”
“Kentalnya pengaruh adat Batak dalam kehidupan sehari-hari dari orang Batak, dan kesadaran bahwa dalam perantauan kita dan keluarga hanya memiliki satu sama lain, sebisa mungkin kami akan saling membantu apabila ada sanak keluarga lain yang memiliki kesulitan.” – Abraham Basani Sianipar: Elasmobranch Conservation Coordinator di Conservation International Indonesia.
4. Ada frekuensi yang sama, awalnya orang lain kemudian menjadi keluarga, bahkan dalam pekerjaan pun membantu sekali dengan eratnya persaudaraan ini.
“Pernah suatu ketika saya diberikan tugas untuk menyelesaikan masalah dengan klien yang berlarut-larut dan tidak kunjung ada penyelesaian, namun ketika klien saya yang merupakan orang Batak tahu saya juga sesuku dengan beliau, perlahan tapi pasti masalah pun terselesaikan dengan baik. Lucunya terkadang dibutuhkan sedikit penjelasan terkait asal usul saya karena orang lain tidak percaya saya keturunan Batak. Karena saya memiliki wajah lonjong, tidak seperti wajah ciri khas Batak yaitu wajah kotak dengan garis rahang yang kuat.” – Katherin Amelia Marpaung: Junior Ground Test Engineer di BUMN.
5. Begitu tahu kalau sama-sama Batak, semua langsung dengan sigap saling membantu satu sama lain, pekerjaan pun jadi terasa lebih ringan karenanya.
“Hal yang paling membanggakan adalah selain sangat mudah dikenali dengan penampilan fisik dan volume/intonasi suara, orang Batak literally ada dimana-mana! Sewaktu bulan-bulan pertama saya bekerja, saya mendapatkan banyak sekali kemudahan hanya karena orang-orang di departemen-departemen yang sering saya repoti, banyak yang Batak! Bahkan ada yang bermarga sama. Mereka langsung dengan sigap menolong segala pekerjaan saya yang beririsan dengan mereka. Cuma belakangan mereka protes karena saya terlalu medhok (Ibu saya berdarah Jawa).” – Christian Aldo Simandjuntak: Modern Trade Region Manager di perusahaan multinasional.
6. Ketika dikenal sama-sama Batak, akan langsung diperlakukan laiknya keluarga. Itulah istimewanya.
“Suatu kali saya dan teman saya traveling ke Pulau Samosir dan ketinggalan feri arah pulang keberangkatan terakhir ke Parapat. Singkat cerita, ketika hendak mencari tempat bermalam di sana saya bertemu seorang Bapak lalu ketika beliau mengetahui nama keluarga saya (disebut marga untuk laki-laki/disebut boru untuk perempuan) memiliki hubungan dengan nama keluarga beliau, tanpa ragu ia menawarkan rumahnya untuk saya dan tempat sama bermalam.”
“Sebagai seorang Batak yang dari lahir tinggal di Pulau Jawa, sungguh saya takjub dan heran saat itu. Kami tidak saling mengenal tetapi karena sistem kekerabatan yang kuat beliau menganggap saya seperti keluarganya. Saya bangga menjadi orang Batak.” – Chaterine Tobing: Jr. Key Account Manager di salah satu perusahaan multinasional
7. Ketika orang Batak saling bertemu maka “darahnya berbunyi”! saling menolong dan mengasihi gak peduli siapapun mereka.
“Ada istilah di orang Batak kalo ketemu sesama Batak harus “Mangkuling mudarna” atau dalam bahasa Indonesia “Darahnya berbunyi”. Jadi tidak peduli apapun agamanya atau kewarganegaraan mana, selama kita bertemu sesama Batak, harus saling tolong menolong dan mengasihi, karena darahnya berbunyi. – Andi Darwin Ferdinando Purba: Sales di usaha sendiri.
8. Mungkin orang lain bisa bilang orang Batak susah cari jodoh sesama orang Batak, tapi dengan rasa saling percaya yang kuat sesama orang Batak itu justru mudah kok.
“Walau darah Batakku murni, tapi wajahku sangat tidak mendukung. Hal ini menyulitkanku untuk mencari jodoh dari dulu. 4 tahun yang lalu, aku ketemu seorang ibu di travel Bandung menuju Jakarta. Short story, ternyata ibunya Batak dan setelah dia tau aku Batak juga, langsung deh aku dikenalin sama anak-anaknya. Dan salah satu anaknya jadi mantan pacar, atau suamiku sekarang. Hehehe. Begitulah percayanya orang Batak kalo ketemu sesama Batak.” – Connie Debora Florensia Panjaitan: Area Manager di salah satu perusahaan ritel multinasional.
9. Dengan kekuatan persaudaraan sesama orang Batak, kamu gak akan pernah merasa sendirian bahkan di daerah yang belum kamu kenal sebelumnya.
“Yang paling membanggakan dari kuatnya persaudaraan orang Batak adalah kita semua mempunyai satu perasaan bahwa kita semua tahu beratnya hidup merantau dari tanah Batak. Tanpa disadari ketika baru mengenal orang baru sesama Batak, kita akan seperti merasakan bertemu kawan lama atau keluarga yang lama tak bertemu. Sehingga percakapan akan terasa seperti bernostalgia mengenang kampung daerah. Hal ini menyebabkan kita seperti tidak sendirian berada di daerah yang gak kita kenal sebelumnya. Adanya komunitas juga semakin merekatkan persaudaraan antar sesama orang Batak.” – Andi Siregar: Pegawai di salah satu perusahaan swasta.
10. Persaudaraan Batak walau berawal dari orang asing di perantauan, langsung nerima dan bikin merasa nyaman, gak segan bantu ini itu seperti sudah kenal lama.
“Hal yang paling membanggakan dari persaudaran Batak menurut gue adalah saat gue kuliah di Yogyakarta. Waktu itu gue ikut perkumpulan Batak yang notabene semuanya gak ada yang kenal. Tapi mereka langsung nerima gue dan bikin gue ngerasa nyaman. Mereka gak segan-segan nawarin bantuan dan langsung ngajakin makan seolah-olah kayak udah kenal lama.” – Priscilla Immaculata Silaen: Copywriter di media swasta Indonesia.
11. Hubungan keluarga bagi kami bukan hanya dari hubungan darah, tapi bisa juga tercipta dari ikatan hati. Gak akan segan untuk saling bantu satu sama lain.
“Aku kenal baik dengan beberapa orang Batak yang bahkan sudah seperti saudara sendiri. Rasa kayak gini bukan muncul tiba-tiba tapi merupakan pembelajaran aku sejak kecil dengan melihat bagaimana orangtuaku berinteraksi dengan sesama kerabatnya yang juga orang Batak.”
“Dari situ aku percaya bahwa hubungan keluarga bukan hanya dari hubungan darah tapi juga bisa tercipta dari ikatan hati. Sesama Batak itu biasanya ga akan segan untuk saling membantu, apalagi kalau saudaranya lagi kesusahan, dan itu yang paling bikin bangga lahir sebagai seorang Batak.” – Chairun Nissa Siregar: Banker.
Itulah kisah eratnya persaudaraan Batak yang mereka rasakan. Dengan ketegasan dan ketangguhan orang Batak serta kesolidan yang kuat terhadap sesamanya, bukan berarti mereka gak berbuat yang terbaik dalam membantu sekitarnya yang bukan Batak. Rasa seperti keluarga itulah yang membuat orang Batak rela berbuat lebih demi sesamanya. Itulah yang perlu kita contoh dalam Berbhinneka Tunggal Ika: sebuah rasa saling memiliki sebagai sama-sama orang Indonesia. Saling bangga dan saling dukung dalam berprestasi, saling berdamai dalam perbedaan. Terima kasih atas inspirasinya, putra putri Batak Indonesia! HORAS!
(idntimes)