Batakpedia.org- Orang Batak terkenal sebagai orang yang keras, baik dari gaya bicara hingga karakternya. Mereka juga dikenal memiliki adat istiadat yang kental dan kekayaan filosofi hidup yang cukup berbeda dengan suku lain pada umumnya. Meski demikian, filosofi tersebut justru membuat salah satu suku terbesar di Indonesia ini melahirkan banyak orang sukses.
Apa saja filosofi orang Batak yang bisa membuat mereka mencapai kesuksesan? Yuk, disimak!
Unang Haloson
Jangan malas, begitulah makna dari unang haloson. Filosofi ini yang membuat orang Batak memiliki daya juang tinggi dan pantang menyerah. Gak sedikit yang rela merantau jauh dari kampung halaman untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Mereka jauh dari kata bermalas-malasan dan tak pernah malu untuk menjalani pekerjaan apa saja, selagi halal.
Penyanyi Judika merupakan salah satu tokoh berdarah Batak yang sukses berkat filosofi ini. Sebelum populer seperti sekarang, ia merantau dari Medan ke Jakarta dan bekerja sebagai tukang tambal ban sekaligus kernet angkot saat masih duduk di bangku SMA. Tentunya untuk mencapai kesuksesan hidup, filosofi yang dipegang teguh oleh orang Batak ini bisa kamu pelajari!
Unang Haotoon
Filosofi ini memiliki makna jangan bodoh. Jika diartikan secara luas, unang haoton mengajarkan kita untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bagi orang Batak, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin besar pula peluang untuk memiliki masa depan cerah. Bahkan menurut riset yang dilakukan oleh seorang guru besar, bagi orang Batak, pengaruh ekonomi gak akan membedakan seseorang untuk menyekolahkan anak-anaknya. Seperti apapun kondisi ekonomi mereka, pendidikan adalah hal utama yang harus diusahakan. Nah, gak heran kan banyak orang Batak yang memiliki karier cemerlang?
Mambuat mas sian toru ni rere
Kalimat di atas bisa dikaitkan dengan sifat rakus manusia akan kekayaan. Masih banyak orang yang sudah terbilang sukses secara finansial, namun gak pernah puas dengan kondisi mereka. Akhirnya, mereka melakukan apapun yang bisa menambah kekayaan, termasuk melakukan tindakan salah seperti korupsi. Untuk menghindari keserakahan, orang Batak memegang teguh filosofi ini, yang memiliki makna jangan mengambil keuntungan dari jalan yang salah. Tentunya filosofi satu ini mengajarkan siapapun untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita.
Na teal so hinallung na teleng so hinarpean
Seringkali ketika seseorang memiliki derajat lebih tinggi dari orang lain, ia menjadi sombong dan merasa memiliki segalanya. Filosofi Batak di atas mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati. Jangan merasa paling hebat dan menganggap rendah orang lain, karena hidup bukanlah tentang seberapa pintar atau seberapa kaya diri kita, namun seberapa bermanfaat kita bagi orang lain.
Naso matanggak di hata, naso matahut di bohi
Arti dari kalimat di atas adalah berani mengatakan yang benar dan salah. Berkat filosofi ini, orang Batak kerap menjunjung tinggi kejujuran. Hal ini dibuktikan dengan ucapan khas mereka yang blak-blakan. Meski ada yang gak suka dengan kejujuran itu, mereka gak akan goyah hanya karena pendapat orang lain. Jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, artinya kita harus jujur dan terbuka dalam segala hal. Jangan takut dianggap buruk oleh orang lain hanya karena berkata jujur, tetaplah berpegang teguh dengan pendirian.
Itulah kelima filosofi hidup orang Batak yang diwariskan oleh leluhurnya. Sebagai generasi penerus bangsa, kita bisa memetik pelajaran dari makna filosofi-filosofi tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar lebih mudah menggapai kesuksesan. (kredivo)