BatakPedia.org-Kasus wabah hog kolera yang menyerang ternak babi semakin terus meningkat di Sumatera Utara, tercatat sudah
Saat ini sudah sebanyak 10.351 hewan ternak babi mati terserang virus kolera babi selama dua bulan terakhir.
Namun sampai dengan saat ini tidak ada obat atau penawar virus kolera babi tersebut. Babi yang sudah terjangkit, selanjutnya hanya menunggu mati.
Pemerintah provinsi Sumut tanggap dengan kondisi tersebut dengan membentuk tim untuk menangani kolera babi tersebut. Para Tim ditempatkan di setiap kecamatan yang warganya banyak memelihara babi.
Jika ditemukan babi mati mendadak, tim akan bekerja untuk menguburkan hewan tersebut agar virus tidak menyebar. Selain dikubur, tim juga akan memantau agar tidak ada hewan yang mati tersebut dibuang sembarang ke sungai dan jalan.
Ternak Babi dimusnahkan
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, apabila tidak bisa diatasi virus Hog Cholera ini, seluruh hewan ternak babi akan dimusnahkan agar tidak menyebar luas.
“Apabila tidak bisa diatasi, harus kita musnahkan semuanya ini (hidup dan mati),” ungkapnya.
Edy mengambil contoh di negara China juga pernah terjadi hal seperti ini. Untuk menghilangkan virus kolera maka diterbitkan larangan untuk tidak boleh memelihara babi selama 20 tahun.
“Di China sana, butuh waktu selama 20 tahun untuk memberikan izin lagi untuk memelihara akibat terserang virus ini,” tegas Edy Dilansir lagi dari laman Tribunmedan.com
Edy melanjutkan bahwa sebenarnya aturan tersebut akan sangat sulit untuk dibuat, hal ini dikarenakan sebagian dominan masyarakat Sumut banyak beternak babi bahkan sudah menjadi menjadi mata pencaharian.
Pemprov Sumut dapat dukungan dari DPR-RI tangani penyakit babi.
Pemerintah Sumut mendapatkan dukungan penuh dari DPR RI dalam hal ini Komisi IV DPR-RI akan membantu sekuat tenaga agar permasalahan wabah babi di Sumut segera teratasi.
Dukungan ini bertujuan secepat mungkin menghentikan penyebaran wabah ini agar tidak merugikan masyarakat dan juga peternak.
Populasi babi di Sumut menurut data terakhir Kementerian Pertanian ada 1.277.471 ekor.
Dengan populasi babi yang masih banyak maka perlu dilakukan penyelamatan sisa babi untuk tidak terkena wabah. (hitabatak)