• Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
BatakPedia
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
BatakPedia
No Result
View All Result
Home Umum

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan

batakpedia by batakpedia
17 Juni 2021
in Budaya, Umum
0
#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Line

Batakpedia.org – Berbicara mengenai kearifan lokal, pasti sangat banyak bentuknya dan berbeda-beda di setiap wilayah. Kearifan lokal menjadi salah satu bentuk kebudayaan yang dimiliki setiap daerah, termasuk dalam hal menjaga lingkungan.

#GarnierGreenBeauty dan #GarnierxIDNTimes bersama-sama mengajak para pembaca untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dengan mengetahui tradisi turun temurun suku batak tentang menjaga lingkungan yakni lubuk larangan.

Seperti apa sih kearifan lokal ‘lubuk larangan’ yang bisa jaga ekosistem perairan kita tetap lestari? Yuk, cari tahu faktanya sebagai berikut!

1. Tradisi masyarakat lokal yang sederhana namun berdampak besar

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan
ilustrasi menangkap ikan dari atas perahu (unsplash.com/jediahowen)

Lubuk larangan adalah sebuah tradisi masyarakat adat khususnya di Sumatra Utara untuk menjaga ekosistem perikanan darat. Dalam hal ini merupakan sungai yang dilarang untuk dilakukan penangkapan ikan dalam kurun waktu tertentu dan telah disepakati bersama.

Sehingga ikan akan dibiarkan tetap hidup dan melakukan reproduksi sampai waktu yang ditentukan untuk dipanen bersama. Tak hanya sungai, beberapa masyarakat pesisir juga melakukan hal tersebut di laut seperti panglima laot (Aceh), eha laut (Sulawesi Utara), petik laut (Banyuwangi) dan masih banyak lainnya.

2. Menjaga ekosistem sungai dari penangkapan tak bertanggung jawab

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan
ilustrasi menangkap ikan (unsplash.com/hbrumels)

Bisa dibayangkan ketika sungai tercemar bahan berbahaya, sampah banyak dibuang ke sungai dan sulit terurai. Lama kelamaan ekosistem perairan sungai akan rusak sehingga ikan-ikan akan mati.

Belum lagi jika banyak ikan yang masih berupa anakan ditangkap, atau induk ikan yang sedang bertelur ditangkap. Maka tak heran jika nantinya kita akan sulit menemukan ikan lagi di sungai. Di situlah fungsi lubuk larangan yang akan menjaga ikan-ikan dari penangkapan yang tidak bertanggung jawab.

3. Menjamin ketersediaan sumber daya perikanan

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan
ilustrasi gambar ikan (unsplash.com/sebaspenalambarri)

Ketika ekosistem perairan terjaga dan lingkungan lestari, maka sudah tentu ketersediaan sumber daya akan melimpah. Termasuk di antaranya sumber daya perikanan. Masyarakat batak menjaga betul kondisi perairan sungai dari ancaman penangkapan yang mengakibatkan degradasi lingkungan.

Belum lagi banyaknya ulah oknum tidak bertanggung jawab yang mencari ikan dengan cara berbahaya seperti dengan menggunakan potasium.

4. Terdapat sanksi tegas bagi yang melanggar aturan

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungandok. pribadi/nur mar a siregar

Berbicara masalah sanksi, lubuk larangan dan berbagai aturan adat di berbagai daerah pasti memiliki sanksi yang tegas. Contohnya saja lubuk larangan yang bisa mendenda para pelanggar dengan uang jutaan rupiah.

Di daerah lain bisa jadi dengan hukuman fisik, sanksi sosial hingga sanksi adat yang sangat ditakuti oleh banyak orang. Pasalnya tak hanya kerugian material, tetapi ada juga yang menganggap pelanggar hukum adat bisa mengalami kesialan sampai beberapa keturunan.

5. Pokmaswas berperan aktif dalam pelaksanaan di lapangan

#GreenBeauty Lubuk Larangan: Kearifan Lokal Suku Batak Jaga Lingkungan
ilustrasi penangkapan ikan (unsplash.com/psomas)

Keberadaan Pokmaswas atau kelompok masyarakat pengawas menjadi sangat penting. Pasalnya mereka adalah ujung tombak dari terlaksananya tradisi ini dengan baik. Pokmaswas terdiri dari berbagai elemen masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh adat, nelayan, pemuda setempat, dan juga petani.

Seluruh elemen bekerja sama saling membahu demi terlaksananya tujuan dari lubuk larangan ini. Selain demi tercapainya perikanan lestari juga kesejahteraan masyarakat setempat.

Pada praktiknya ada banyak sekali kearifan lokal yang sejalan dengan tujuan kelestarian lingkungan. Tinggal bagaimana caranya kita tetap konsisten dalam menjalankan hal tersebut demi kebaikan bersama begitu pun dengan Garnier yang selalu peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Join BatakPedia.org Telegram Group
Previous Post

Sandiaga tekankan peningkatan kunjungan ke Danau Toba

Next Post

Kebut pemulihan Parekraf di Danau Toba, Kemenparekraf hadirkan Hotel Kapsul Low Budget di The Kaldera Toba

Next Post
Kebut pemulihan Parekraf di Danau Toba, Kemenparekraf hadirkan Hotel Kapsul Low Budget di The Kaldera Toba

Kebut pemulihan Parekraf di Danau Toba, Kemenparekraf hadirkan Hotel Kapsul Low Budget di The Kaldera Toba

Please login to join discussion

Dukung Pengembangan BatakPedia

Detail Informasi Donasi

atau donasi langsung dari paypal :

Menjadi Penulis

Ingin berkontribusi menjadi penulis di BatakPedia?
Silahkan segera Daftar atau Login

Ikatlah ilmu pengetahuan dan bagikan dengan cara menuliskannya

Ensiklopedia Budaya Batak

Batakpedia menyajikan berita, budaya, musik, pariwisata, politik, ekonomi, tokoh,dan ragam lainnya yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Menjadi Penulis

batakpedia.org membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email bonpascamp@gmail.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Angkola Sipirok Mandailing
  • Berita
  • Budaya
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Humor
  • Karo
  • Musik & Lagu
  • Opini
  • Pakpak Dairi
  • Pariwisata
  • Pengembangan
  • Sejarah
  • Simalungun
  • Toba
  • Tokoh
  • Umum
  • Situs Ofisial
  • Kamus
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Tentang
  • Donasi
  • Advertising
  • Hubungi Kami

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In