Batakpedia.org-Dalam rangka Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-74, kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengelar upacara. Upacara dihadiri langsung oleh Basuki Hadimuljono selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan sekaligus menjadi inspektur upacara Hari Bakti PU ke-74.
Latar belakar lahirnya Hari Bakti PU berangkat dari kisah 21 pegawai di Gedung Sate pada 3 Desember 1945. Sebanyak 21 pegawai PU bertugas menjaga gedung Departemen PU di Bandung yang sekarang bernama Gedung Sate.
Mereka harus berjuang menghadapi serangan pasukan Sekutu. Tujuh pegawai PU ketika itu gugur dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono. Kini, nama mereka dikenang sebagai Pahlawan Sapta Taruna.
Luhut Pandjaitan selaku inspektur upacara terlihat memakai pakaian topi khas batak berwarna yang didominasi merah serta Kain ulos hitam dan krem bergantung di bahu kirinya dan sarung pendek berwarna ungu emas melingkari bagian pinggang hingga lutut.
Dilansir dari laman berita Tempo.co, Luhut membacakan pidato Presiden Joko Widodo saat menjadi inspektur upacara.
“Saya apresiasi sebesarnya atas kerja semua pihak PUPR, BUMN, swasta dan semua pikah yang bekerja keras untuk mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019,” kata Luhut di Kementerian PUPR.
Menurut Luhut, selama lima tahun belakangan ini, pemerintah dan berbagai pihak sudah melakukan percepatan pembangunan secara besar-besaran.
Ditempat yang sama dengan Luhut, menteri Basuki terlihat memakai topi juga namun berbeda dengan luhut yang sebelumnya memakai topi khas Suku Batak, Basuki memakai Udeng khas dari daerah Bali yang disertai dengan Jas hitam dan sarung merah marun dengan batik coklat ia kenakan dari pinggang sampai mata kaki dan menenteng keris bersarung emas.