Batakpedia.org-Samosir tidak hanya menawarkan pesona alamnya saja tetapi juga budayanya yang begitu kaya. Pesona alam serta kekayaan budaya tersebut pun dikemas dengan menggelar berbagai event yang disebut Horas Samosir Fiesta (HSF), yang merupakan rangkaian atraksi wisata selama setahun.
Terdapat 8 even berskala nasional maupun internasional pada ‘calender of event 2019 Horas Samosir Fiesta. Antara lain, Festival Gondang Na Poso (31 Mei-1 Juni) di Pantai Tanda Rabun, Sigale-gale Carnival (8 Juni) di Tuktuk Siadong, Horja Bius (5-6 Juli) di Tomok
Kalender Horas Samosir Fiesta 2019 sebelumnya sudah dilaunching oleh Bupati Samosir pada Puncak hari jadi Kabupaten Samosir ke-XV (27/2/2019) yang lalu.
Event yang sebentar lagi dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Samosir adalah Event ke 7 Horas Samosir Fiesta “Horja Bius” yang akan diselenggarakan pada tanggal 29-30 November 2019 di Tomok Samosir. Sebelumnya direncakan akan dilaksanakan pada 5-6 Juli.
Masuknya even Horja Bius-Mangalahat Horbo, even ke-7 HSF 2019, sebagai bentuk apresiasi dan dukungan khusus Pemerintah Kabupaten Samosir kepada masyarakat Tomok, Kecamatan Simanindo, yang telah menggelar event yang sama pada tahun-tahun sebelumnya,
Event ini juga sebagai langkah menghidupkan ritual budaya Batak yang layak dipertahankan dan dikemas untuk dapat dijual kepada wisatawan mancanegara
Pada masa dahulu upacara Horja Bius bersifat sakral sebagai upacara persembahan kepada leluhur yang telah mendirikan sebuah perkampungan.
Horja terbentuk oleh kelompok marga-raja, dan bersama mereka yang leluhurnya dari semula ikut membantu usaha pembukaan Huta, dan juga pendatang baru. Biasanya yang ikut dalam pembukaan huta tersebut ialah boru (pengambil istri marga raja), sehingga marga-boru atau boru ni tano ini termasuk juga membentuk Horja. Horja adalah bentuk kerjasama selamanya antara keturunan pionir dan pendatang. Dalam setiap keputusan penting selalu berdasarkan konsensus/ mufakat antara marga-raja dan marga-boru dalam konteks horja
Model upacara Horja Bius adalah konfederasi kampung dengan sistem pelestarian salah satu ritual budaya Batak kuno. Budaya ini menggambarkan sistem musyawarah membahas segala permasalahan yang berujung pada sebuah keputusan untuk dijalankan secara bersama-sama
Konsep Horja Bius dan tahapan-tahapan ritual budaya pada upacara Manghalat Horbo, menarik untuk disaksikan sebagai even wisata budaya, kemudian mempersembahkan kerbau pilihan. Namun, masa kini telah dimodifikasi menjadi sebuah teater kolosal untuk melestarikan budaya Batak Toba dan mendukung perkembangan potensi pariwisata Danau Toba, khususnya Samosir, sebagai tujuan wisata kelas dunia.
Sangat menarik untuk dinikmati pada akhir pekan yaitu jumat dan sabtu (29-30) bulan ini dengan datang ke Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, sekitar 5 menit dari Pelabuhan Tomok atau sekitar 1 jam dari Pangururan. (hitabatak)