Batakpedia.org – “Horas”, sapaan lazim yang terlontar dari mulut orang Batak bercengkok lantang, keras bersanding lapal yang jelas. Mungkin bagi yang tidak biasa akan mengira bila mendengar orang Batak berbicara seperti sedang marah atau membentak. Tak ayal terkadang kita pun suka menjadi gentar.
Kata “horas” adalah salam [sapaan] bagi orang Batak kepada orang Batak lainnya sekaligus berisikan doa nikmat sehat, sejahtera, dan pemberkatan.
Jika ditilik dari tata letak geografis keindahan alam tanah Batak secara kasatmata tak bisa terbantahkan lagi. Keindahan tanah leluhur inilah salah satunya yang membuat orang Batak bangga akan jati dirinya dan sangat percaya diri ke manapun dia pergi merantau.
Selain itu banyak lagu-lagu batak dan puisi yang legendaris yang dihasilkan dari inspirasi keindahan tanah Batak khususnya Danau Toba, yang membuat orang Batak semakin bangga dan menjadi suku yang sangat percaya diri.
Danau Toba, kamu mungkin takjub dengan pemandangan disekitarnya, banyak perbukitan yang menjadi andalan pariwisata Provinsi Sumatera Utara ini serta kisah-kisah yang tersimpan bagi etnis Batak.
Sebut saja Pulau Samosir, sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatra Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut yang menjadikan pulau satu ini menjadi sebuah pulau yang tak ayal menarik perhatian para turis domestik serta mancanegara.
Sepanjang menelusuri suku Batak terbentang berbagai adat istiadat yang melestarikan budaya nenek moyang. Dan memang sudah sepatutnyalah warisan budaya tersebut dihargai.
Itu pula lah yang digelar ribuan marga Simbolon di Pulau Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara, baru-baru ini. Mereka mengadakan upacara adat dengan membagikan daging kerbau kepada sesama marga Simbolon dengan berbagai harapan bagi keturunan Simbolon Raja dan Martua Raja.
Manogu Horbo tu BorotanUpacara Manogu Horbo Tu Borotan bertempat di Pulau Samosir. Untuk mencapai pulau tersebut, para peserta upacara harus menyeberangi Danau Toba. Dalam upacara itu, dilaksanakan penyembelihan kerbau. Kerbau yang dipersembahkan pun harus memenuhi syarat. Misalnya, tanduknya harus lurus dan kepala pusarannya baik tanpa cacat.
Sambil mengelilingi kerbau dan diiringi dengan doa, ketua adat atau pakka hirhir menggiring kerbau untuk disembelih. Namun sebelumnya kerbau diikat pada kayu pancang atau borotan. Bila telah selesai disembelih, keturunan Simbolon akan menerima potongan daging.
Ada pula berbagai atraksi menari dan matortor yang mengisi rangkaian upacara. Dengan digelarnya upacara adat ini, marga Simbolon yang kini sudah mencapai generasi ke-23 dengan jumlah 70.000 keluarga di dalam dan luar negeri berharap dapat sukses turun-menurun. Selain itu juga dapat berdampak pada kembalinya perhatian nasional dan dunia untuk menjadikan daerah Samosir sebagai salah satu andalan pariwisata Indonesia.