KOMPAS.com – Masyarakat suku Batak pasti tak asing dengan rempah satu ini. Andaliman, yang dikenal sebagai “merica batak” adalah rempah dengan cita rasa yang pedas dan “menggigit”. Wanginya pun sangat khas.
Andaliman digunakan di banyak masakan khas Batak, salah satunya Saksang. Namun rempah ini tergolong langka, karena memang hanya tumbuh di Sumatera Utara salah satunya Kabupaten Toba Samosir.
“Memang, Andaliman itu tumbuh di Sumatera Utara. Di dataran tinggi lebih tepatnya,” tutur Antropolog Universitas Indonesia, Erlina Pardede kepada KompasTravel beberapa waktu lalu.
Erlina menuturkan, di daerah tinggi seperti Simalungun, andaliman tumbuh subur. Namun di dataran yang terlampau tinggi, andaliman pun tidak bisa tumbuh. Di Sumatera Utara, andaliman biasa tumbuh liar di perbukitan.
“Tapi sekarang sudah mulai dibudidayakan, karena sering dipakai untuk obat herbal,” tambahnya.
Saksang, Nanihura dan Singkong Tumbuk adalah beberapa sajian khas Batak yang menggunakan andaliman. Apabila Anda mencicipi Singkong Tumbuk ala masyarakat Batak ini, ada rasa pedas yang mengigit. Berbeda dengan sayur daun singkong berkuah kuning yang biasa ditemukan di Jakarta atau kota-kota lain di Pulau Jawa.
“Rasanya tidak ada daerah selain Batak yang memakai andaliman, karena pedasnya beda,” imbuh Erlina.
Di Sumatera Utara sendiri, andaliman sering didistribusikan ke berbagai daerah untuk digunakan dalam masakan. Di Jakarta misalnya, ada beberapa pasar yang menjual rempah khas Batak seperti andaliman, onje, asam gelugur, dan lainna.
Pasar Inpres Senen adalah salah satunya. Selain ibu rumah tangga, banyak pegawai restoran yang membeli rempah tersebut di pasar ini. Aneka rempah dari Pasar Inpres Senen juga didistribusikan ke Pasar Mayestik.
Pasar Mayestik di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pasarnya sendiri terletak di lantai basement.
Namun memang benar, ketika dicium, aromanya sangat khas. Jaenal mengatakan meski andaliman sudah menghitam seperti ini, rempah tersebut masih bisa digunakan sebagai bahan masakan.
“Sudah hitam, tapi wangi sama rasanya tidak berubah,” ujar Jaenal.
“Hari kerja biasa tak banyak yang mencari andaliman. Sabtu dan Minggu banyak yang nyari. Kalau hari itu banyak yang masuk stok,” ujar Jaenal.
source: kompas.com