BatakPedia.org – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan kunjungan kerja bersama sejumlah anggota Komisi X DPR RI untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Pulau Samosir Danau Toba, Sumatera Utara.Mereka bertolak ke Pulau Samosir menggunakan kapal cepat melalui Parapat. Sebelum bersandar di Desa Tuk Tuk Samosir, Menparekraf bersama rombongan sempat meninjau beberapa destinasi di sekitar Danau Toba mulai dari Batu Gantung, Pesanggrahan Soekarno, serta melihat keindahan Air Terjun Situmurun.
Menparekraf Sandiaga Uno di Samosir, Sabtu, menjelaskan, kehadirannya ke Danau Toba menunjukkan keseriusan pengembangan kawasan yang menjadi salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP).
Namun tidak hanya pengembangan infrastruktur, melainkan pengembangan kapasitas SDM untuk menyambut wisatawan nusantara atau pun wisatawan mancanegara yang harus berjalan beriringan.
“Selama 3 bulan saya menjadi Menteri, sudah tiga kali saya datang ke Danau Toba, ini menjadi pembuktian bahwa pemerintah hadir untuk membangun sektor parekraf di Danua Toba, tidak hanya infrastruktur namun SDM juga kita kembangkan. Sehingga nantinya akan muncul harapan dan semangat, memupuk motivasi agar masa depan kita di tengah pandemi ini kembali cerah, dan untuk kebangkitan dan pemulihan sektor parekraf di Danau Toba,” ujarnya.
Ia juga mendorong agar masyarakat dapat menjaga rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang ke Danau Toba.
“Keamanan dan kenyamanan wisatawan bisa menjadi bagian adaptasi kita di tengah pandemi. Kondisi pandemi saat ini membuat banyak masyarakat dan saudara kita yang prihatin. Toko-toko banyak yang tutup, banyak para pekerja seni yang rindu order. Untuk itu kami berharap kita semua dapat segera bangkit dan pulih. Saya juga ingin menegaskan bahwa pariwisata akan segera bangkit dengan protokol kesehatan yang tegas dan disiplin, untuk itu kita perlu kolaborasi bersama,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengatakan, kedatangannya bersama rombongan bertujuan untuk “belanja” masalah dan melihat langsung kondisi destinasi wisata yang menjadi fokus pembangunan pemerintah yaitu Danau Toba.
“Belanja masalah dibutuhkan, karena Danau Toba sudah ditetapkan sebagai DSP. Ada alokasi anggaran yang cukup besar yang dianggarkan pemerintah di 5 DSP, untuk itu kami harus melihat dahulu sudah siapkah untuk menerima investasi yang begitu besar. Dari diskusi yang sudah dilaksanakan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum kita mendorong sebagai DSP, seperti SDM, fasilitas yang mendukung kompetensi SDM itu sendiri, dan fasilitas lainnya,” katanya.