Batakpedia.org–
Tak bisa dipungkiri, bahwa keindahan Danau Toba sangat memesonakan setiap pengunjung atau pariwisata yang datang. Lewat Workshop Wisata Kuliner dan Belanja dalam rangka Pemberian Dukungan Prioritas Nasional, di Hotel Esther Silangit, Danau Toba akan dijadikan destinasi ramah buat wisatawan.
Apalagi masih banyak potensi wisata daerah sekitar Danau Toba yang belum terangkat maksimal selama ini.
1. Akses untuk wisata ke Danau Toba di Tapanuli Utara
Kepala Dinas Pariwisata Tapanuli Utara Binhot Aritonang berharap workshop yang digelar bisa mengangkat potensi Danau Toba, khususnya sekitar Tapanuli Utara. Seperti diketahui ada 8 kabupaten/kota yang mengelilingi Danau Toba.
“Tapanuli Utara mempunyai banyak destinasi. Dan bisa dikembangkan. Oleh karena itu kita berharap Danau Toba bisa dikembangkan menjadi destinasi kelas dunia. Dan Tapanuli Utara bisa terangkat,” tutur Binhot.
Menurutnya, aksesibilitas yang ada sudah mendukung hal tersebut. Terutama akses melalui jalur udara via Bandara Silangit.
“Flight internasional sudah ada di Bandara Silangit. Rutenya ke Kuala Lumpur. Flight-nya sementara baru 4 kali seminggu. Kita berharap rute internasional lebih banyak dan wisatawan mancanegara yang hadir lebih banyak,” ujarnya.
2. Jangan terjebak label
Binhot juga berharap Kemenpar terus menggali potensi Danau Toba. Seperti potensi wisata belanja dan kuliner. Hanya saja, Binhot berharap Danau Toba tidak terjebak dengan label tertentu yang justru menuai polemik.
“Kita ingin wisatawan tidak sungkan datang ke Danau Toba. Kita mau Kementerian Pariwisata membantu agar wisatawan nyaman dan tidak sungkan. Juga untuk mendapatkan perizinan dan sertifikat kuliner buat pelaku usaha dan produk pariwisata khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” paparnya.
3. Wisatawan Danau Toba banyak berasal dari Malaysia
Asdep Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda mempunyai jawaban untuk masalah itu. Menurutnya, mayoritas wisatawan yang datang ke Sumatera Utara dan Danau Toba berasal dari Malaysia. Flight internasional Silangit pun terhubung ke KL. Hal ini dikarenakan pihak Kemenpar mengusulkan Danau Toba menjadi destinasi muslim friendly.
“Kita juga ingin Danau Toba menjadi destinasi yang ramah buat semua wisatawan. Termasuk buat wisatawan muslim. Jadi saya minta tidak ada salah pengertian. Kemenpar ingin mengembangkan wisata belanja dan kuliner di Danau Toba. Dan kita ingin hal itu juga muslim friendly. Dan itu juga penting,” kata Lokot.
Menurut Lokot, salah satu contohnya yaitu wisatawan muslim yang ada di Samosir yang harus ke Parapat untuk mencari makan.
“Yang seperti itu namanya tidak muslim friendly. Kalau ramah, berarti destinasi itu juga menyediakan kuliner buat muslim. Itulah pengertiannya,” terangnya.
Selain itu juga, Lokot menambahkan wisata Danau Toba adalah destinasi super prioritas, bersama Labuan Bajo, Borobudur dan Mandalika. Yang artinya, sampai dengan tahun 2024 masih menjadi prioritas.
“Dengan perhatian semua, kita harapkan Danau Toba menjadi pilihan selain untuk berwisata selain Bali atau menjadi Bali Baru,” tuturnya.
4. Ini indikator Danau Toba sebagai destinasi papan atas
Dalam workshop tersebut, Kabid Pengembangan Destinasi Area I Kemenpar Wijanarko menambahkan bahwa Kemenpar sedang membuat indikator untuk memperkuat Danau Toba sebagai destinasi papan atas.
“Kita sedang membuat indikatornya. Acuannya kita gunakan 3A (aksesibilitas, atraksi, amenitas). Seperti aksesibilitas. Silangit memang baru satu flight internasional, tapi kalau nasional sudah banyak. Amenitasnya juga begitu. Semua kita pantau,” paparnya. (idntimes)