Batakpedia.org – Sangat mudah menengarai orang Batak yang merantau di negeri orang. Selain dari nama marga, perilaku, gaya bahasa, hingga cara bagaimana mereka bergaul juga sangat khas. Dan yang penting, banyak sekali yang sukses di segala bidang.
Nama-nama mereka menghiasi baik di bidang hukum, musik, olah vokal, transportasi, hingga perbengkelan. Dalam urat nadi mereka, tertanam sifat suka merantau, mungkin memang bawaan dari nenek moyang mereka.
Suku ini tersebar hampir di semua wilayah di Indonesia. Mereka mampu cepat beradaptasi dengan warga di mana mereka tinggal. Mereka juga terkenal tetap menjaga relasi kekerabatan dengan sesama suku walaupun mereka berada jauh dari daerah aslinya.
Dari kecenderungan cara hidup mereka, ada pola umum yang bisa kita tengarai sebagai semacam watak dan kebiasaan yang menyebabkan mereka tangguh sebagai suku perantauan. Bagi kalian ynag ingin belajar dari sifat dan budaya mereka, simak beberapa rahasia sukses merantau berikut ini.
Sangat menghargai kejujuran
Orang Batak tidak suka berkelit-kelit. Mereka cenderung to the point alias blak-blakan. Bila suka ya bilang suka, bila tidak setuju akan langsung mengatakan tidak setuju. Dalam hal ini, sifat mereka sangat berbeda dengan orang Jawa yang ucapannya cenderung sulit ditebak.
Orang Batak sangat menghargai kejujuran. Sifat ini sekilah terkesan keras kepala atau arogan padahal tidak demikian. Ini disebabkan kerena mereka memang sangat terbiasa bicara secara terang-terangan dan tegas.
Tentu saja, bagi suku lain, hal ini bisa menyebabkan mereka dianggap berwatak kasar, tidak sopan, ketus, dan sebagainya. Padahal, mereka berbeda jauh dengan stereotip semacam itu.
Teguh dalam pendirian
Kecenderunagn orang batak mendekati pada “kepala batu” alias keras kepala. Bila dianggap prinsip, mereka cenderung pertahankan walaupun dengan ngotot.
Dalam konteks ini, mereka menjadi pribadi tangguh ketika menekuni bidang hukum. Oleh karena itu tak mengherankan banyak di antara mereka yang sukses sebagai pengacara-pengacara handal dan terkenal.
Uniknya, walaupun keras kepala, mereka ternyata juga memiliki kecenderungan yang sangat lembut terutama ketika harus berhadapan dengan kerabat yang mengalami kesusahan.
Ambil salah satu contohnya, ketika di jalan mereka mendapati seorang bersuku Batak dengan marga yang sama terkena musibah kecelakaan. Ia tak akan segan-segan membawa orang itu ke rumah sakit walaupun belum pernah bertemu dengan orang itu.
Karena tahu dari nama marga yang tertera di KTP, orang yang terkena musibah itu akan langsung dibantunya. Itulah contoh wujud ikatan persaudaraan yang sulit dihapuskan di antara mereka.
Perilaku semacam itu cenderung konsisten terjadi. Artinya bukan hanya sesekali tetapi dipastikan berlaku merata di antara seluruh orang Batak. Mereka akan malu jika kerabat mereka sengsara tetapi dibiarkan saja.
Pantang Menyerah
Semua orang Batak memiliki kecenderungan tahan banting. Ketika gagal akan bangkit lagi hingga berhasil. Mereka bukan tipe yang gampang menyerah.
Perilaku ini bukan hanya dalam memperjuangkan satu atau dua hal tetapi di semua bidang yang mereka geluti. Bagi yang menekuni perbengkelan, mereka tekuni secara sungguh-sungguh.
Mereka yang menekuni dunia musik, pantang menyerang berlatih hingga sukses. Demikian halnya mereka yang bergerak di bidang hukum. Dalam diri mereka tertanam tekad harus berhasil.
Kuat ketika sedang susah
Tidak ada orang yang berhasil sukses hanya dengan membalikkan tangan. Ada masa-masa ketika terpuruk dan harus hidup apa adanya. Masa ini adalah masa ujian yang harus mereka lalui.
Apalagi, ketika mereka sedang memulai merantau. Mereka tidak bisa mengharapkan bantuan dari siapapun. Mereka sedang jauh dari sanak-saudara. Saat-saat awal pasti hidup susah. Dan ini harus dilewati sebagai syarat paling awal bagi kaum perantauan.
Mudah bergaul
Siapapun yang ingin sukses di perantauan harus mampu bergaul dengan semua orang. Tidak bisa hanya pilih-pilih suku tertentu saja. Kaum perantauan juga harus bisa menghargai persahabatan dan persaudaraan dengan orang yang sudah dikenal di tanah rantau.
Dengan cara itu pula, orang-orang Batak memegang prinsip pergaulan di negeri rantau. Alhasil, relasi mereka semakin bertambah luas tidak hanya sebatas dari suku-suku mereka.
Perilaku yang “gapyak” atau penuh semangat saat berbincang-bincang dengan orang yang baru dikenal membuat mereka mudah diterima oleh siapapun. Ketika sudah mendapat teman baru, mereka akan betah mempercakapkan apapun baik sekadar mengobrol maupun obrolan serius. (netralnews)