BatakPedia.org- Hari ulos Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober, hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan dan kebudiyaan (Mendikbuk) untuk meresmikan Ulos sebagai warisan budaya tak benda nasional pada tahun 2015 yang lalu.
Banyak daerah di Sumatera Utara memperingati Hari Ulos Nasional yang jatuh pada hari ini, Kamis (17/10). Salah satunya adalah kota Medan, dimana ratusan warga Medan menggelar acara karnaval ulos. Karnaval ini dilaksanakan di Lapangan Merdeka Medan.
Acara yang dibuka secara langsung Oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, juga dihadiri Wakil Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi didampingi para pejabat setingkat provinsi dan kota.
Perayaan Hari Ulos Nasional yang mengusung tema “Batak Nampunasa Ulos Atau Ulos Milik Suku Batak”. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sumut dan Wali Kota tampak menikmati lagu tersebut, menurut pantaun Hitabatak.com hal ini dibuktikan dengan Gubernur Sumut dan Wali Kota ikut menari dan menyanyi bersama penyanyi dan para tamu undangan lainnya.
Rangkaian acara karnaval ulos dilanjutkan dengan pembentangan ulos sepanjang 500 meter mengelilingi Lapangan Merdeka Medan.
Ulos dibentangkan oleh para pelajar dari HKBP Sidorame sekaligus parede spanduk yang berisi beragam jenis ulos diantaranya Pucca, Bolean, Sidosdos Dairi, Ragihotang, Sibolang, Bintang Maratur, Ragidup Silinggop, Angkola Bonggit Marun, Mangiring, Sadum Batak, dan Sado Mandailing. Adapun rute karnaval tersebut yakni dari Wisma Benteng hingga ke Lapangan Merdeka tempat berlangsungnya perayaan Hari Ulos Nasional.
Walaupun dalam Acara pun sempat diguyur hujan, yang membuat kondisi Lapangan Merdeka Medan semakin becek. Namun tidak menyurutkan semangat para warga kota Medan untuk mengikuti setiap rangkaian acara hingga selesai.
Dalam sambutannya, Gubsu mengucapkan rasa syukur Indonesia mempunyai banyak warisan budaya, salah satunya yang ada di Sumut adalah ulos. Ia juga setuju bahwa warisan budaya tak benda yang satu ini dibesarkan sehingga dapat dikenal lagi kepada masyarakat luas.
“Batak ini adalah milik satu etnis yang ada di Sumut, kalau tidak ada batak tidak ada yang namanya Sumut. Kalau bisa dibuat sanggar ulos karena saya mau ada anak cucu kita dapat serta para wisatawan dapat menyaksikan beragam jenis ulos,” jelas Edy.
Ketua Panitia Hari Ulos Nasional, Netty Silalahi menjelaskan, kegiatan ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah yang telah menetapkan Hari Ulos Nasional per 17 Oktober sejak 2015. Mereka juga berharap perayaan yang sama digelar dan mendapat pengakuan secara internasional.
“Ini adalah kekayaan budaya kita. Ada ratusan jenis ulos yang berbeda corak, nilai dan fungsinya. Sebelum lahir, sampai meninggal, ulos selalu mengiringi kehidupan orang Batak,” katanya.
Ketua Yayasan Pusuk Buhit, Effendy Naibaho menambahkan, kegiatan ini mereka gelar untuk menunjukkan betapa kayanya budaya yang ada di Sumatera Utara. Peringatan ini, sambung Effendy, sengaja digelar di Lapangan Merdeka, agar warga Medan sama-sama melihat kondisi Lapangan Merdeka Medan saat ini.
“Saya pribadi sangat miris, Lapangan Merdeka sekarang ini tidak lagi menjadi milik publik,” ujarnya. (hitabatak)