Batakpedia.org – Horas ma di hita saluhutna. Berbicara tentang sosok Sisingamangaraja XII tentu tidak lepas dari sejarah Batak. Dan salah satu tokoh di tanah air yang membawa Suku Batak dikenal oleh dunia.
Karena Sisingamangaraja XII merupakan Pahlawan Nasional dari Tanah Batak. Tim Jurnalis Indonesia.Id akan menampilkan catatan kecil mengenai Sosok Sisingamangaraja XII ini.
Sisingamangaraja adalah keturunan seorang pejabat yang ditunjuk oleh raja Pagaruyung yang sangat berkuasa ketika itu, yang datang berkeliling Sumatera Utara untuk menempatkan pejabat-pejabatnya. Dalam sepucuk surat kepada Marsden bertahun 1820, Raffles menulis bahwa para pemimpin Batak menjelaskan kepadanya mengenai Sisingamangaraja yang merupakan keturunan Minangkabau dan bahwa di Silindung terdapat sebuah arca batu berbentuk manusia sangat kuno yang diduga dibawa dari Pagaruyung.
Sampai awal abad ke-20, Sisingamangaraja masih mengirimkan upeti secara teratur kepada pemimpin Minangkabau melalui perantaraan Tuanku Barus yang bertugas menyampaikannya kepada pemimpin Pagaruyung. Salah satu pahlawan nasional Indonesia yang gigih berperang melawan penjajah adalah Sisingamangaraja XII. Beliau merupakan pahlawan sekaligus seorang raja dari Toba, Sumatera Utara. Keberadaan beliau membuat penjajah Belanda yang waktu itu berusaha menjajah Indonesia kewalahan. Sebagai seorang raja, beliau tidak mau wilayahnya yang merdeka, subur dan makmur dijadikan kawasan penjajahan yang kehilangan kemerdekaan.
Sisingamangaraja XII adalah seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Sebagai pahlawan dari tanah batak, inilah salah satu sisi lain dari kehidupan Sisingamangaraja XII yang diwawancara langsung oleh Tim Jurnalis Indonesia.Id saat di lokasi keluarga keturunan Sisingamaraja XII yakni Oppung Nambela.
- Raja Sisingamangaraja tidak punya istana.
Orang yang mempunyai gelar raja adalah pasti mempunyai istana, berbeda dengan Raja Sisingangaraja, beliau tidak mempunyai istana ,tetapi rakyat sangat menghormati beliau karena sifat yang sangat mendukung kemerdekaan.
- Anti perbudakan.
Dahulu perbudakan masih banyak terjadi ditanah batak, perbudakan terjadi karena kalah perang antar kampung, dan bisa juga karena utang yang tidak dapat dibayar dengan uang, misalnya padi, apabila sipengutang tidak mampu membayar sesuai dengan perjanjian, maka pengutang akan dijadikan budak dan keluarganya seumur hidup, dan sang budak akan diikat lehernya seperti binatang sesuai kemauan majikannya, misalnya kucing, dia ditempatkan di dekat tungku perapian, kalau anjing ditempatkan diluar rumah dekat tangga, dan diikat juga lehernya seperti binatang, sedih memang perbudakan jaman dulu di tanah batak.
Maka waktu itu kalau Raja Sisingamangaraja lewat, maka budak harus di lepaskan semua dan beliau tidak boleh mendengar dan melihat ada budak, dan dahulu kala untuk menandakan bahwa keluarga itu keturunan budak atau tidak sangat gampang, kalau tangga rumahnya genap itu pasti budak, tapi kalau ganjil itu bukan budak. Sehingga sampai saat ini pesta pernikahan orang batak ada tikkir tangga (melihat tangga), itu untuk memastikan bahwa keturunan yang pengantin pria bukan keturuan budak, sebetulnya hal tersebut tidak relevan lagi untuk saat ini, tapi masih tetap dilaksanakan juga.
- Sisingamangaraja seorang datu bolon (dukun sakti).
Kesaktian Raja Sisingamangaraja XII sudah diakui rakyat dan juga belanda, sehingga untuk menangkapnya harus mengerahkan beberapa banyak serdadu belanda, konon katanya tetap tidak bisa diringkus oleh belanda, apa bila ada sehelai daun aja dia pasti tak terlihat oleh belanda, dan punya ilmu pengobatan dari buku laklak, yang masih di pelajari sampai kini, Raja Sisingmangaraja hanya tak bisa kena darah, dan hingga saat ini banyak orang yang mengaku kesurupan roh dari Sisingamangaraja.
Kisah Si Raja Batak terakhir ini cukup melegenda, karena keberanian dan kesaktiannya pada saat melawan penjajah Belanda selama 30 tahun.
Singamangaraja XII meninggal pada 17 Juni 1907 dalam sebuah pertempuran dengan Belanda di Dairi. Sebuah peluru menembus dadanya, akibat tembakan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Hans Christoffel. Menjelang nafas terakhir dia tetap berucap, Ahuu Sisingamangaraja.
Turut gugur waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta putrinya Lopian. Sementara keluarganya yang tersisa ditawan di Tarutung. Sisingamangaraja XII sendiri kemudian dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung, setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Toba. Sisingamangaraja XII dimakamkan bersisian dengan putra dan putrinya.
Memasuki komplek makam Sisingamarngaraja XII, kita akan menemukan banyak terdapat rumah adat. Suasana yang teduh karena membuat makam ini selalu tampak adri. Karena sesungguhnya kompleks makam ini merupakan Taman Makam Nasional dan dibiayai pemerintah maka para pengunjug tidak di pungut biaya untuk datang ke lokasi ini. Kita bisa mengunjungi makam ini sambil mengunjungi Museum Batak Balige.
Mungkin sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa sesungguhnya Sisingamangaraj XII tidak dimakamkan di Soposurung, melainkan di Torutung, Presiden Soekarnolah yang berinisiatif memindahkan ke Balige.
Konon, pada saat berkunjung ke Balige pada tahun 1953 Presiden Soekarno dalam pidatonya di Lapangan Balige ia berkata, “Bahwa Balige adalah daerah yang monumental bagi sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah di tanah Batak, karena di Beligelah pertama kali meletus perang antara pasukan Sisingamangaraja XII dan Belanda“, seperti yang dilansir oleh direktori-wisata.com.
Lanjut Soekarno berujar. “Bahwa makam di Tarutung adalah makam yang dibuatkan Belanda kepada Sisingamangaraja sebagai tawanan perang, tidak layak baginya yang seorang tokoh raja dan pahlawan besar“.
Maka pemerintah, masyarakat, dan keluarga kemudian bersepakat memindahkan makam Sisingamangaraja XII ke Soposurung yang dikenal sekarang ini, di sanalah Makam Sisingamangaraja XII Pahlawan Nasional dari Tanah Batak di makamkan.
Makam Sisingamangaraja XII berlokasi di Jalan Siposurung, Kecamatan Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempatnya tidak jauh dari lokasi Museum Batak Belige, jarakya kira-kira 150 meter sebelum lokasi Museum Batak Balige.
Itulah salah satu sisi lain yang tidak kita ketahui mengenai kisah Raja Sisingamangaraja yang dikisahkan oleh keturunannya, dan kita harus tetap menghormati perjuangan beliau.
Raja Sisingamangaraja XII, Pahlawan Nasional dari Tanah Batak
Lahir: 18 Februari 1845, Negeri Bakkara
Meninggal: 17 Juni 1907, Kabupaten Dairi
Dimakamkan: 14 Juni 1953
Pemakaman: Soposurung, Balige
Anak: Patuan Nagari, Patuan Anggi, Lopian
Orang Tua: Sisingamangaraja XI, Boru Situmorang
(jurnalisindonesia)