Batakpedia.org-Kain ulos karya Torang Sitorus dipamerkan di event Adiwastra Nusantara yang akan digelar pada 24 – 29 Maret 2020 di Hall A & B, JCC, Senayan. Sebelumnya Torang pria kelahiran Tarutung Tapanuli Utara ini sudah mempersiapkan sejak enam bulan lalu karena event tersebut merupakan tempat untuk menunjukkan dan membandingkan perubahan terhadap kain adati
Kain yang dibuat seperti songket menggunakan alat tenun tersebut terus dilestarikan sebagai warisan budaya Indonesia yang bernilai komersil. Dilansir dari laman Suara, Kain karya Torang ini menghasilkan ulos yang terasa lebih lembut dan ringan. Rupanya pria kelahiran tu menggunakan benang dari katun silk Jepang sehingga ulosnya memiliki kekahsan dan keistimewaan tersebut.
“Kebanyakan kain itu kasar karena benang-benang sintesis. Padahal karya tenun harus didukung dengan bahan berkualitas baru dapat hasil yang terbaik,” kata Torang Sitorus saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Selain kualitas bahan, Torang juga menggunakan pewarnaan alam seperti indigo, kayu mahoni dan berbagai tanaman yang ada di sekeliling Toba. Pemilihan warna pastel, merah, gold, kuning kunyit dan hitam mendominasi koleksinya. Ada dua tipe warna, pewarnaan alam dan shining untuk silky cotton.
“Sudah sepatutnya pengrajin-pengrajin di daerah itu dikasih kesempatan untuk ikut ajang bergengsi ini. Karena jujur tanpa sponsor kami susah punya akses ke Jakarta. Ini kesempatan besar buat para pengrajin,” terangnya.
Tidak hanya memamerkan kain ulos, Torang juga akan memperkenalkan buku yang ditulisnya berjudul ‘The Batak Ulos’. Buku ini membahas semua jenis ulos dari setiap daerah di Sumatera Utara.
“Memang belum rilis bukunya, tapi momen ini saya pakai untuk pra-launching dan ingin diperkenalkan di Adiwastra. Jadi tentang masing-masing kain di setiap daerah yang antik,” tutup Torang. (hitabatak)