Batakpedia.org- Paduan suara dari SMPK 7 PENABUR Jakarta sukses tampil di PENABUR International Choir Festival (PICF) 2019. Mengenakan pakaian Ulos Ragi Hotang dari Batak Toba, mereka percaya diri tampil di ajang bergensi yang diadakan setiap dua tahun sekali ini.
Paduan suara yang dikenal dengan Seven’s Choir tampil dihadapan 12 juri, dimana 10 juri merupakan pakar paduan suara yang berasal dari mancanegara. Mereka juga bersaing dengan 151 tim paduan suara lainnya yang berasal dari lima negara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang dan Vietnam.
Pelatih vocal sekaligus konduktor Seven’s Choir Winny Hutagalung mengatakan, ada dua lagu yang dipersembahkan dalam ajang PICF 2019. Dua lagu tersebut adalah The Seal Lullaby dari Eric Whitacre dan Cikala Le Pong Pong dari Sumatera Utara (Sumut).
“Lagu Cikala Le Pong Pong merupakan lagu tradisional Batak Pakpak. Kami menyanyikan lagu tersebut karena ingin membawa nuansa Batak yang berbeda karena lagunya belum terlalu familiar dibanding lagu Batak lain,” ujar Miss Winny, sapaannya saat ditemui Netralnews usai tampil di PICF, Rabu (4/9/2019).
Diakui Guru Vocal SMPK 7 PENABUR Jakarta, Seven’s Choir yang terdiri dari 41 anak ini telah melalui proses panjang hingga akhirnya tampil di PICF 2019. Diakatakan Miss Winny, meski menjadi tuan rumah, berbagai kelompok paduan suara dari BPK PENABUR harus mengikuti seleksi yang diselenggarakan pada Januari 2019 lalu dalam acara Best Student Choir Festival.
Seven’s Choir akhirnya berhasil masuk menjadi salah satu peserta PICF 2019 bersama tujuh paduan suara dari BPK PENABUR lainnya dari jenjang SMP. Selain itu BPK PENABUR juga mengirimkan masing-masing delapan perwakilan dari setiap jenjang pendidikan.
Setelah tampil, Miss Winny mengaku puas akan nyanyian yang telah ditampilkan. Menurutnya, paduan suara juga tidak hanya sekedar sukses menyanyikan lagu yang indah, melainkan juga bagaimana karakter anak-anak bisa terbentuk saat berproses dari latihan, saat latihan, hingga tampil.
Dia juga mengaku, ada suka duka membimbing Seven’s Choir yang terdiri dari anak-anak yang dikenal gemar bercanda, tertawa, dan yang perlu membagi waktu dengan belajar. Suatu tantangan pula baginya untuk memaksimalkan waktu dua jam setiap latihan agar berjalan efektif.
“Saya merasa puas akan penampilan yang sudah dipersembahkan. Selain itu kami juga amat antusias karena jarang ada kompetisi paduan suara internasional di Indonesia, hingga ada PICF dan kita bisa berpartisipasi,” jelas dia.
Pada kesempatan yang sama, salah satu anggota Seven’s Choir, Casey Nathania Foekri (14) mengaku lega berhasil tampil di PICF 2019. Demi memberikan penampilan terbaik, dia juga rela untuk menjaga suara dengan tidak makan es krim dan gorengan.
“Saya lega sudah tampil menampilkan lagu yang menurut saya cukup sulit. Lagu pertama bagaimana kita bisa intrepretasikan lagu dan dipahami pendengar, sedangkan lagu kedua bagaimana menyanyikan lagu daerah dengan ekspresi dan gerakan kompak,” jelas Casey yang hobi menyanyi ini.
Untuk diketahui, PICF 2019 kembali diselenggarakan pada 3-7 September 2019 di SPK PENABUR Kelapa Gading. PICF 2019 ini adalah ajang dua tahunan dan kali keempat setelah penyelenggaraan pertama di 2013 yang diprakarsai BPK PENABUR Jakarta dan merebutkan hadian total puluhan juta.
Tim juri pada PICF 2019 ini berjumlah 12 orang dari 10 negara. Sepuluh orang juri dari manca negara antara lain Aivis Greters dari Latvia, Tom T Shelton Jr dari USA, Bengt Ollen dari Swedia, Johnny Ku dari Taiwan, Foong Hak Luen dari Singapura, John A Pamintuan dari Filipina, Ko Matsushita dari Jepang, Innesa Bodyako dari Belarus, Dr Bienvenido dari Filipina, Soundarie David R dari Sri Lanka. Sementara dua orang juri dari Indonesia antara lain Herman Sinapa dan Aris Sudibyo. (netralnews)