Event tahunan Pesta Danau Toba secara resmi berganti nama menjadi Festival Danau Toba. Festival Danau Toba ini akan dilaksanakan selama 15 hari dimulai 29 Juni sampai 13 Juli 2013. Lokasi yang disiapkan yakni di Tuktuk, Batuhoda ( Simanindo) dan Pangururan.
Alasan pergantian nama ini menurut Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, untuk mengubah paradigma. Dengan kata lain jelas dia, perubahan pesta Danau Toba menjadi Festival adalah ingin merubah kesan yang selama ini melayani menjadi fasilitator. Jadi tidak semua even dalam festival melulu dilakukan oleh panitia, tapi menggerakan peserta dan masyarakat untuk terlibat di dalamnya.
“Kalau selama ini namanya Pesta Danau Toba, tapi sekarang diubah menjadi festival yang dimaksudkan untuk merubah paradigma sehingga gaungnya bisa ke internasional” kata Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, saat menerima kunjungan silaturahmi Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Sumut, Simon Pramono, di Pangururan, Selasa.
Berbagai even telah disiapkan oleh panitia lokal ,ada yang berupa kegiatan budaya dan juga perlombaan yang direncanakan diikuti peserta dari luar negeri.
Salah satu kegiatan budaya yang dipersiapkan adalah Tor or Massal dari lima etnis, yaitu : Angkola Mandailing, Karo, Simalungun, Pakpak Dairi, dan Toba.
“Tor tor massal direncanakan bisa memecahkan rekor MURI, tapi masih kita koordinasikan,” kata Sekertaris Umum Panitia Festival Danau Toba 2013, Meilani Butarbutar di Pangururan, Selasa.
Dijelaskan dia, panitia terus melakukan persiapan untuk mensuksekan even nasional yang diharapkan bisa meningkatkan pariwisata di kawasan Danau Toba. Selain Tortor massal, ada banyak kegiatan lain yang akan digelar.
“Selain kegiatan kesenian yang menampilkan kekayaan budaya daerah, juga perlombaan bertaraf internasional,” katanya.
Salah satu lomba bertaraf internasional yang digelar yakni lomba perahu naga yang rencananya diikuti negara-negara ASEAN antara lain, Malaysia, Thailand da Singapura.
Panitia juga jelasnya, dalam kegiatan ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat lokal dalam hal kuliner.
“Setiap kegiatan ada lokasi kuliner, untuk menghidupkan usaha lokal, ” katanya.
Selain itu, untuk kelancaran kegiatan, transportasi juga telah dirancang mengingat fasilitas jalan yang terbatas. jadi nantinya pengunjung tidak perlu bawa mobil pribadi, tapi disediakan angkutan umum dengan sistem kupon
Kendaraan angkutan disiapkan untuk melayani penumpang setiap saat. Panitia akan memfasilitasi agar pengunjung tidak ketinggalan menikmati atau mengikuti berbagai kegiatan di Festival Danau Toba.
Festival Danau Toba sendiri diharapkan akan menjadi momentum kembalinya roh pariwisata Danau Toba.
Dikutip dari berbagai sumber.
sipeop na godang ndang marlobi-lobi, si peop na otik ndang hurangan.
BATAKPEDIA