BatakPedia.org-Berpakaian adat Batak lengkap dan berselempang ulos sejumlah warga dua desa di Tomok berbondong-bondong ziarah ke Makam Raja Sidabutar di Desa Tomok Parsaoran, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Prosesi ini merupakan awal dari diselenggarakannya ritual “Horja Bius” yang merupakan upacara adat Tradisional Batak Toba secara khusus di Bius Tomok.
Ketua Panitia pelaksana, Amput Sidabutar menyampaikan Horja Bius Tomok ini sesuai tradisi leluhur secara turun temurun digelar oleh “Raja Bius, Raja Na Ualu” (Raja 8 Marga Warga Tomok) dan empat dari Marga itu merupakan Marga Parna dan empat lainnya di luar marga Parna.
Ritual “Horja Bius” ini dulunya dilakukan apabila hasil pertanian, baik peternakan tidak memadai maka, Raja Bius, Raja Na Ualu” (Raja 8 Marga Warga Tomok) tadi sepakat melaksanakan sebuah upacara adat atau musyawarah dengan harapan dapat menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi, dan pemegang tampuk kekuasaan adalah Marga Sidabutar.
Dalam pelaksanaannya, para Raja Bius menghadirkan “Datu” atau ahli spritual yang mampu menerawang hal apa yang akan terjadi, serta apa yang harus dihindari sehingga bala bisa dijauhkan. Dalam hal ini, Datu akan berpesan tentang apa yang selayaknya dikerjakan untuk melengkapi nazar yang sudah dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan “Horja Bius” 2019 ini, sambung Amput mereka diawali berziarah ke Makam leluhur penguasa Tomok Raja Sidabutar, sekaligus berdoa kepada Tuhan Maha Pencipta. Selanjutnya, bergerak menuju Pantai Danau Toba melanjutkan doa-doa kepada “Saniang Naga Laut” yang biasanya disapa “Namboru” selaku titisan Tuhan yang berkuasa atas air, khususnya Danau Toba.
Ada pun doa yang disampaikan di Danau Toba agar kiranya musibah-musibah dijauhkan dari Danau Toba. Orang-orang sekitar Danau Toba pun diberkati dan diberi kesehatan oleh Sang Maha Pencipta dalam menyambung hidup, termasuk para wisatawan dijauhkan dari mara bahaya.
“Kita juga berdoa kepada tuhan, agar bencana dijauhkan dari Danau Toba. Dan juga para wisatawan baik orang-orang yang beraktivitas di Danau Toba dilindungi,”beber personil Band Batak Marsada Band asal Pulau Samosir ini.
Dalam ritualnya adapun media doa-doa dalam ritual ke “Mual Natio Tao Toba” Danau Toba kata Amput, disembelih seekor kambing putih. Termasuk ikan Batak (Ihan Batak), Napinadar, Itak Gurgur dan Itak nahinopingan (Sejenis makaanan tradisional Batak berbahan tepung beras), sirih dan lainnya.
Ritus Horja Bius Tomok 2019 ini dilaksanakan dua hari bertuturut-turut. Untuk hari Sabtu, (30/11/2019) sebagai “ulaon panggoki” puncak acara disembelih seekor kerbau “mangalahat horbo pelean”, lalau disantap bersama.(newscorner)