Batakpedia.org – Suku-suku di Nusantara memiliki karakter dengan segala keunikan yang menjadi identitasnya masing-masing. Ada suku yang senang beryanyi, ada suku yang gemar bertualang, ada suku yang ahli dalam berdagang, ada suku yang hebat dalam olahraga sepak bola, dan seterusnya.
Segala karakter dan keunikan yang dimiliki itu menyebabkan suku yang satu berbeda dengan suku-suku lain.
Tulisan ini akan membahas mengenai apa saja yang menjadi karakter dan keunikan suku Batak. Apakah Anda percaya kalau dikatakan bahwa suku Batak adalah suku paling “heboh” di Indonesia?
Suku Batak sebagai suku yang paling heboh, dapat dilihat dari lelucon ini, “Orang batak itu, kalau sendiri main gitar, berdua main catur, bertiga minum tuak, berempat main gaple, berlima main kartu. Siang hari nyupir angkot, malamnya menjadi pengacara. Dan kalau mau ramai, berkumpul dan buatlah keributan.”
Lelucon ini ada benarnya, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Siapa bilang orang Batak harus berkumpul banyak dahulu lalu bikin keributan? Jangankan banyak orang, satu orang Batak pun sudah bisa bikin ribut, kok.
Suku Batak adalah salah satu suku yang sangat gemar menyanyi. Buktinya, banyak sekali penyanyi di negeri ini berdarah Batak.
Tidak tahu, apakah karena kodrat atau budayanya, yang pasti, mayoritas orang Batak dikaruniai suara yang tinggi dan keras. Suara mereka terdengar elok jika menyanyi.
Dan bukan hanya itu soal menyanyi, orang Batak juga cenderung “keras kepala”. Dan hal ini bukan berarti negatif. Orang Batak memiliki sifat yang tidak mudah menyerah dan tidak mau mudah mengalah, dalam konotasi yang positif.
Sifat tidak mau mengalah ini mungkin pernah diakui pula oleh Hanna Sihombing di di akun pribadinya. Katanya, “Biasalah ito, sudah menjadi sifat orang Batak barangkali, susah mengalah. Sude naeng jadi raja, jala sude naeng mangatur.”
Memang, suku Batak adalah suku yang unik, kompak, dan biasa berbicara dengan nada dan intonasi tinggi. Bagi yang tidak tahu, saat mereka ngobrol dengan nada tinggi penuh semangat mendekati ngotot, mungkin dikira sedang bertengkar atau berhantam, padahal tidak.
Maka, tidak bisa dipungkiri di negeri ini, orang Batak kerap jadi perhatian. Orang Batak dianggap sebagai orang-orang super heboh?
“Bagaimana tidak heboh dan tidak menjadi perhatian? Wong sepanjang hari saya mendengar marga Batak berseliweran di TV. Ada Choki Sitohang, Indra Herlambang, Joi Tobing. Belum lagi penyanyi era jadul, Butar-Butar, Nasution, Panjaitan, Harahap, dan masih banyak lagi,“ celetuk seorang dari suku lain.
Tak hanya penyanyi, di bidang hukum juga demikian. Dahulu, selama Pansus Century digelar dan diliput, nama-nama yang selalu muncul menjadi berita adalah orang-orang bermarga Batak. Sebut saja Sitompul, Siahaan, Pasaribu, Harahap, Simanjuntak, dan Pohan.
Selesai kasus Century, muncullah kasus Gayus Tambunan yang juga melibatkan pengacaranya Haposan Hutagalung. Dan memang, soal pengacara, banyak sekali berasal dari Suku Batak.
Dan banyak di antaranya adalah pengacara-pengacara hebat seperti Bang Buyung Nasution (alm) yang selalu tampil dengan ciri khas rambut putihnya.
“Orang Batak tak hanya menjadi bahan pemberitaan, tetapi juga biasa menyuguhkan berita. Sebut saja misalnya Saragih, Tampubolon, Nababan, Silalahi. Bah…, apa Jakarta sudah dijajah orang Batak?“ celetuk seorang warga yang tinggal di Jakarta.
Tak aneh bila ada seloroh, “Lama-kelamaan, Jakarta ‘dikuasai’ oleh Suku Batak.” Seloroh itu ingin mengatakan bahwa banyak sekali orang Batak menjadi orang terkenal. Hal ini menyolok karena dalam pemberitaan, nama khas mereka (marga) selalu disebut sehingga selalu terngiang di telinga.
Selain itu, berdasar sensus penduduk, Suku Batak adalah salah satu suku yang jumlahnya paling cepat berkembang dan bertambah. Mereka memiliki prinsip hagabeon (sukses berketurunan) sebagai salah satu prinsip hidup yang dipegang teguh.
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 mencatat jumlah orang Batak di Indonesia adalah 8.466.969 jiwa. Padahal, sepuluh tahun sebelumnya atau pada sensus 2000, jumlah halak hita hanya sekitar 6.076.440 jiwa.
Kenaikan jumlah populasi sebesar 39,34 persen dalam sepuluh tahun ini menjadi bukti bahwa populasi Suku Batak di Indonesia tumbuh paling pesat. Kalau dibuat rata-rata, pertumbuhannya sekitar 3,93 persen per tahun. Angka ini, jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional yang hanya 1,43 persen.
Kiprah kesuksesan orang Batak memang tak terlepas dari kegigihan, keuletan, dan kerja keras mereka. Mereka terkenal sebagai pekerja keras, mau kerja apa saja.
Seandainya harus kerja kasar, misalnya menjadi kuli bangunan pun jadi, dan tidak perlu gengsi. Dan hal itu membuat banyak orang Batak berhasil sukses di semua bidang profesi.
Selain kegigihannya, unsur “nepotisme” juga ikut memperlancar jalan hidup mereka. Orang Batak (dan juga suku-suku pada umumnya) mempunyai kekerabatan keluarga yang sangat erat.
Dalam hal ini, “nepotisme” dilakukan orang Batak sebagai bagaian atau efek dari ikatan kekerabatan yang sangat kuat itu.
Lihat kalau orang Batak saling ketemu, “Horas!” Itu adalah salam khas Suku Batak. Walaupun belum pernah bertemu, tapi kalau sesama Batak, apalagi semarga, mereka akan langsung akrab.
Itulah kelebihan mereka. Di situ pulalah sebuah prinsip hidup, halak hita yang artinya orang kita.
Umumnya, orang mengira Batak identik dengan Medan. Padahal tidak semua orang Medan adalah orang Batak.
Medan adalah kota yang berpenduduk heterogen. Penduduk aslinya mungkin Melayu, tetapi kemudian semua suku ada di Medan dan tidak satu suku pun lebih kuat dari yang lainnya, baik dalam hal politik, perdagangan, maupun sosial.
Namun, orang Batak yang berada di luar Sumatera Utara atau di perantauan, selalu memakai nama Medan untuk merujuk asalnya, sehingga Medan menjadi setali tiga uang dengan Batak. Batak dan Medan adalah identifikasi yang khas bagi orang Batak perantauan.
Terakhir, ada juga julukan unik yang disematkan kepada orang Batak. Konon orang “Batak” artinya orang dengan “banyak taktik”. (netralnews)