BatakPedia.org- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan tidak akan merusak keaslian Desa Wisata Sigapiton di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, yang akan dibangun untuk mendukung pariwisata Danau Toba.”Rumah-rumah tradisional ini yang ada harus dipelihara. Tapi kuncinya disiplin, kerja keras, kebersamaan. Tidak bisa hanya omong saja. Terkadang mereka banyak omong, demo-demo, ya… tidak perlu diprovokasi,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Luhut menyampaikan hal tersebut di hadapan warga Desa Sigapiton didampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, di Sigapiton, Selasa (3/3).
Baca juga: Raja Belanda akan bawa tim riset kualitas air ke Danau Toba
Sigapiton rencananya menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh Raja Willem Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda yang akan liburan di Kawasan Pariwisata Danau Toba, pada tanggal 13 Maret mendatang.
Desa Sigapiton selama ini dikenal dengan wisata budaya, wisatawan banyak berkunjung ke desa ini untuk merasakan kehidupan asli masyarakat. Selain itu, desa itu juga dekat dengan air terjun Binangalom yang langsung bermuara ke Danau Toba.
Pemerintah saat ini sedang mendorong 10 desa yang akan dijadikan desa wisata di kawasan Toba dan diharapkan dapat selesai pertengahan tahun ini.
Ke 10 desa wisata tersebut yaitu Sipinsur, Tipang, Marbuntoruan, Sigapiton, Meat, Tarabunga, Huta Nilintong, Huta Ginjang, Hutanagodang, dan Dolok Martumbur.
Luhut menegaskan, pemerintah tidak akan melupakan rakyat dalam melakukan pembangunan fisik.
“Sekarang apa program pemerintah. Di atas itu, di Toba Caldera Resort (TCR) itu akan dibikin hotel-hotel bagus, akan dibikin resort. Semoga ini bisa memberi kontribusi terhadap kemajuan masyarakat di sini. Kami akan ajarkan masyarakat di sini bagaimana cara bertani yang benar, sehingga hasilnya maksimal dan dapat dijual ke hotel-hotel tersebut,” ujarnya.
Mengubah pola pikir masyarakat juga menjadi hal penting. Untuk mendorong pariwisata di Sigapiton, Luhut pun berencana untuk mengajak putera asli desa ke Pulau Jawa untuk belajar mengelola objek wisata.
“Kita harus merubah mindset kita menjadi masyarakat yang bersahabat dengan turis. Karena kalau tidak bisa bersahabat, mereka tidak mau datang lagi. Jadi mau bikin kampung ini maju atau tidak maju tergantung bapak ibu sekalian,” katanya. . (antara)