• Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
BatakPedia
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi
No Result
View All Result
BatakPedia
No Result
View All Result
Home Umum

Manganjab, Tradisi Memohon Kesuburan Tanah

BatakbyBatak
22 September 2019
inUmum
0
Manganjab, Tradisi Memohon Kesuburan Tanah
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Line

Batakpedia.org– Sesungguhnya, ritual Manganjab tetap relevan sepanjang zaman karena ia berupa doa. Tradisi ini juga efektif membangkitkan semangat generasi muda untuk mencintai sejarah bangsa Batak dan budaya yang dicetus oleh leluhur.

Ratusan tahun silam, leluhur Batak berkeyakinan ada kekuatan lain yang mengendalikan alam. Oleh karena itu, menjaga kelestarian alam menjadi keniscayaan. Sebagai syukur atas hasil panen yang melimpah, sekaligus permohonan kesuburan tanah dan permohonan tolak bala, masyarakat memanjatkan doa kepadaMula Jadi Nabolon(Sang Khalik Langit dan Bumi). Tradisi ini disebutManganjab.

Tradisi ini masih awet dan terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Mereka mempertahankan dan melestarikan budaya Batak Toba ini sebagai bentuk penyembahan kepada Sang Pencipta sekaligus penghormatan kepada alam.

Tradisi Manganjab dilakoni masyarakat adat keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas. Ritual Manganjab berkaitan erat dengan dinamika pertanian diNagori(Desa) Sihaporas Simalungun.

Ompu Mamontang Laut bermarga Ambarita. Ia adalah generasi kedelapan dari garis Siraja Batak. Dua desa di Sihaporas yang konsisten menjalankan ritual ini adalah Lumban Ambarita Sihaporas (33 keluarga) dan Sihaporas Aek Batu (40 keluarga). Rata-rata, penduduk kedua desa bermata pencaharian sebagai petani. Mereka menanam padi, jagung, jahe, dan cabai. Itu sebabnya, kehidupan mereka bergantung erat dengan kelestarian alam.

Pelaksanaan ritual ini ditentukan berdasarkan kalender Batak di hari Sihori Purasa dan disesuaikan pada Mei dalam kalender Masehi. Ritual Manganjab diawali dengan persiapan hingga prosesi ke area tempat ritual yang didominasi dengan kegiatanmartonggo(berdoa). Masyarakat mengurbankan seekor kambing bersama persembahan lainnya. Kurban dan persembahan itu ditujukan kepadaMulajadi Nabolon(Tuhan Pencipta Langit dan Bumi), Raja Uti, dan Sisingamangaraja.

Setelah ritual berkurban selesai, dilanjutkan dengan acara santap bersama. Mereka menyantap nasi,sitompion, danitak(beras yang tumbuk dengan campurannya). Kemudian diakhiri dengan pembagiansitompionke masing-masing penggarap tanah untuk dipersembahkan ke lahan pertanian masing-masing dengan materi-materi lainnya yang tercampur sebagai tawar.

Budayawan Batak Thompson Hs menyebut, tawar ini menjadi “ruma tondi” untuk semua tanaman yang akan berhasil untuk dipanen kemudian. Ritual dilengkapi dengan masa rehat(robu)seminggu sebelum dan sesudah hari pelaksanaannya.

Thompson menambahkan, pusaka warisan Ompu Mamontang Laut sepertipisotumbuk lada dan pinggan pasu digunakan dalam kaitan ritual. Satu bentuk makanan mentah yang disebutbogardihamparkan di sebuah tampi yang terletak dekat meja ritual (langgatan) yang dihiasi dengan janur kuning(maremare).

Kurban kambing setelah ritual dibagikan kepada induk marga Isumbaon. “Sebaliknya suatu saat kalau garis Isumbaon melakukan ritual yang serupa, kurban dibagikan kepada induk marga-marga Ilontungon. Prinsip itu dikenal dengan sebutansitariparonatau yang diseberangkan,” terangnya.

Penatua adat bernama Oppung Moris Ambarita mengatakan, ritual Manganjab ini mungkin sudah asing bagi generasi milenial. Namun sesungguhnya, ritual Manganjab tetap relevan sepanjang zaman karena ia berupa doa. Tradisi ini juga efektif membangkitkan semangat generasi muda untuk mencintai sejarah bangsa Batak dan budaya yang dicetus oleh leluhur.

Tradisi Manganjab ini, sambung Oppung Moris Ambarita, tidak hanya doa memohon kesuburan tanaman. Tetapi juga mengingatkan kita masyarakat agar senantiasa hidup bersahabat dengan alam dan menjaga kelestariannya. Sebab, kelestarian alam menyumbang hal baik bagi masyarakat. Ketika tanaman jauh dari penyakit, hasil pertanian melimpah, maka masyarakat jua yang merasakan manfaatnya. “Tentu saja kami berharap, tradisi ini terus dilestarikan. Melalui Manganjab ini, kami berpesan agar generasi penerus senantiasa saling memberitahu, baik mereka yang di kampung maupun di perantauan,” pesannya.

Masyarakat luas yang mengetahui adanya kelompok masyarakat adat yang masih mempertahankan tradisi Manganjab ini mendukung agar budaya leluhur ini tetap dipertahankan. Publik menghendaki, ritual ini bisa dikelola dengan baik sebagai bagian dari wisata budaya di kawasan Danau Toba.

Pelestarian budaya Batak ini penting mengingat masih banyak ritual lain yang tak kalah menarik, unik dan sarat pesan luhur. SelainManganjab, bahkan masih ada ritus lain yang berkaitan dengan pola masyarakat memandang Tuhan dan alam. Semuanya mengandung nilai-nilai kearifan, yakni kesabaran, rasa syukur dan keimanan terhadap Mulajadi Nabolon.

Ritual dimaksud yakniPatarias Debata Mulajadi Nabolon(pesta adat memuji, memuliakan dan menyampaikan persembahan kepada Tuhan),Raga-raga Na Bolak Parsilaonan(doa disertai ritual permohonan dan persembahan kepada leluhur),Mombang Boru Sipitu Suddut(doa disertai permohonan dan persembahan melalui Rajai Raja Uti dan Raja Sisimangaraja,Ulaon Habonaran iPartukkoan(doa melaluiHabonaransampai pada Raja Sisimangaraja),Pangulu Balang Parorot(doa melalui penjaga kampung danhadatuaon) danManjuluk(doa di ladang sebelum memulai bercocok tanam).

Jika tradisi baik ini dilestarikan, bukan tidak mungkin upaya penyelamatan lingkungan, akan lebih baik karena mengandalkan kearifan lokal. Dan di saat bersamaan, pariwisata kita akan membaik serta nama baik bangsa kita kian harum karena kekayaan dan keragaman budaya kita tetap lestari.(indonesia.go.id)

Join BatakPedia.org Telegram Group
Previous Post

Dali ni Horbo (Susu Kerbau) Kejunya Orang Batak

Next Post

5 Hal yang Harus Dijaga Kebersihannya Menurut Falsafah Batak ‘Poda Na Lima’

Next Post
5 Hal yang Harus Dijaga Kebersihannya Menurut Falsafah Batak ‘Poda Na Lima’

5 Hal yang Harus Dijaga Kebersihannya Menurut Falsafah Batak 'Poda Na Lima'

Please login to join discussion

Dukung Pengembangan BatakPedia

Detail Informasi Donasi

atau donasi langsung dari paypal :

Menjadi Penulis

Ingin berkontribusi menjadi penulis di BatakPedia?
Silahkan segera Daftar atau Login

Ikatlah ilmu pengetahuan dan bagikan dengan cara menuliskannya

Ensiklopedia Budaya Batak

Batakpedia menyajikan berita, budaya, musik, pariwisata, politik, ekonomi, tokoh,dan ragam lainnya yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Menjadi Penulis

batakpedia.org membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email bonpascamp@gmail.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

Telusuri Berdasarkan Kategori

  • Angkola Sipirok Mandailing
  • Berita
  • Budaya
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Humor
  • Karo
  • Musik & Lagu
  • Opini
  • Pakpak Dairi
  • Pariwisata
  • Pengembangan
  • Sejarah
  • Simalungun
  • Toba
  • Tokoh
  • Umum
  • Situs Ofisial
  • Kamus
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Tentang
  • Donasi
  • Advertising
  • Hubungi Kami

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Umum
  • Musik & Lagu
    • Daftar Lagu Buku Ende
    • Daftar Lagu Buku Nyanyian
  • Pariwisata
  • Etnis Batak
    • Angkola Sipirok Mandailing
    • Karo
    • Pakpak Dairi
    • Simalungun
    • Toba
  • Sejarah
  • Humor
  • Download Area
  • Donasi

Ensiklopedia Budaya Batak. ©2009 Sunardo Panjaitan . All rights reserved Official site | Wiki | Forum | Sourceforge | Twitter| Facebook

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In