responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Baca Artikel”]
Batakpedia.org– Menyoal mengenai perencanaan peniadaan Festival Danau Toba 2020 oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara karena belajar dari Festival Danau Toba (FDT) 2019 yang dinilai gagal dan mengecewakan mendapatkan respon yang beragam, salah satunya dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI
H Muhammad Nuh selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI terpilih dari daerah pilhan sumatera Utara meminta agar gubernur dapat meninjau ulang kembali kebijakan dari pemprov Sumut dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Dilansir dari laman Berita Sindo, senator senior ini berpendapat dalam FDT selalu bermuatan local wisdom atau kearifan lokal masyarakat di sekitar Danau Toba.
“Nah pelaksanaan FDT itu salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap budaya dan masyarakat di sana,” kata Nuh.
Lebih lanjut Nuh mengatakan bahwa jika FDT 2020 ditiadakan, kata dia, dirinya menilai hal itu sama saja tidak melindungi budaya daerah dan tergusur dengan nilai-nilai luar yg belum jelas arahnya.
“Kalau Pemprov Sumut merasa perlu menambahkan kegiatan agar lebih produktif, boleh saja. Tanpa harus menghilangkan (FDT) yang (sudah) ada,”sebutnya.
Nuh sempat menyamakan Danau Toba dengan Bali dalam konteks wisata budaya yang saat ini tengah digandrungi oleh para wisatawan terutama asing
“Nah itu yang kita lihat di Bali. Dulu kita pernah berupaya untuk mewujudkan destinasi wisata kembar Bali-Danau Toba. Ini perlu ditindak lanjuti. Yang jelas, keindahan Danau Toba merupakan karunia Allah yang patut disyukuri dengan mengelola potensi yang ada, termasuk mengembangkan kegiatan-kegiatan di sekitar Danau Toba,” pungkas Nuh.(hitabatak)