Batakpedia.org– Banyak patung yang diciptakan untuk keperluan budaya atau keagamaan. Namun, tahukah Anda jika ternyata ada beberapa cerita mistis yang menggelayuti beberapa patung di sejumlah tempat?
Cerita mistis seputar patung memang aneh dan penuh misteri. Ada patung yang menari sendiri, seperti patung sepasang suami-istri atau patung laki-laki dan perempuan di Manado, Sulawesi Utara dan ada yang menari sambil menangis, seperti di Tanah Batak yang bernama Patung Sigale-gale.
1. Patung Sigale-Gale, Menari dan Menangis Sendiri
Menurut legenda, dulu hiduplah seorang raja bernama Si Raja Rahat. Sang raja memiliki seorang putra bernama Si Raja Manggale. Suatu hari, raja mengirim putranya untuk berperang.
Namun sayangnya, putranya gugur di medan perang dan jenazahnya tak pernah ditemukan. Sang Raja sakit dan sulit disembuhkan.
Akhirnya, para tetua Kerajaan Batak Toba membuat sebuah boneka kayu yang menyerupai wajah Si Raja Manggale untuk mengobati luka sang raja. Lantas mereka menggelar sebuah pesta dan dukun segera memanggil arwah Si Raja Manggale untuk masuk ke dalam tubuh boneka atau patung buatan tersebut.
Dengan kepercayaan sipele begu, boneka yang kemudian dinamakan Sigale-gale tersebut dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apa pun. Selama tujuh hari tujuh malam, boneka tersebut dapat menari sendiri. Sang raja sangat senang dan raja pun berangsur-angsur sembuh.
Beratus-ratus tahun setelah legenda tersebut terdengar, Sigale-gale masih menjadi budaya Batak. Kabarnya, saat mendengar gondang dimainkan, boneka yang kerap dijadikan sebuah pertunjukan ini akan menari tor-tor dengan sendirinya mengikuti irama gondang hingga menangis bercucuran air mata.
Apakah benar patung Sigale-gale menari dan menangis sendiri? Sejarah zaman dulu pernah mengisahkan kebenaran itu.
2. Patung Maengket Menari di Manado
Lain di Tanah Batak Toba, lain lagi di Manado. Di Tanah Minahasa ini ada dua patung bersosok pria dan wanita di sebuah museum di Kota Manado. Dikabarkan, kedua patung itu dapat bergerak menari-nari melakukan sebuah tarian sendiri pada jam-jam tertentu.
Dengan kata lain, di Kota Manado terdapat satu gedung khusus untuk pergelaran kesenian, yang bernama Taman Gedung Manado, lokasinya di Jalan Maengket Nomor 31. Di gedung ini sering diadakan pertunjukan seni ataupun pameran kesenian.
Di bagian luar gedung terdapat sebuah kolam dengan sepasang patung seukuran manusia dewasa. Patung ini berbentuk seorang pria (bahasa Minahasa-nya Tole) dan seorang wanita (bahasa Minahasa-nya Keke) yang sedang menari tarian khas Minahasa, yakni Tari Maengket.
Sepasang patung seperti suami-istri ini konon dibangun di tahun 1980-an, sama seperti usia gedung itu sendiri.
Tetapi, menurut masyarakat sekitar beredar cerita tentang keangkeran mengenai tempat ini. Konon, patung pria dan wanita itu menari sendiri pada sekitar pukul 12 malam dengan ritme yang sangat teratur. (netralnews)