Batakpedia.org- “Samosir Music International (SMI) 2019” yang berlangsung pada 23-24 Agustus 2019 menjadi ajang untuk mempromosikan pesona lain dari Danau Toba di Sumatera Utara.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Dessy Ruhati, di Toba, Samosir, lewat keterangan tertulis Selasa (27/08/2019) mengatakan SMI 2019 akan semakin meningkatkan “awareness” wisatawan nasional, regional, juga internasional terkait Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata kelas dunia yang juga telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas oleh pemerintah.
“Samosir Music International 2019 diharapkan dapat kian menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Samosir, juga Danau Toba sehingga dapat mendukung tercapainya target 20 juta wisman ke Indonesia sepanjang tahun ini,” ujarnya.
Dessy menjelaskan, SMI 2019 merupakan penyelenggaraan tahun ke-5 dan menjadi bagian dari rangkaian “Horas Samosir Fiesta” yang akan berlangsung hingga 29 Desember 2019.
Usai SMI 2019, “Horas Samosir Fiesta” akan dilanjutkan dengan penyelenggaraan “Samosir Lake Toba Ultra (20-21 September 2019)”, “Lake Toba Film Festival (15-16 November 2019)”, dan “Christmas Season (28-29 Desember 2019)”.
“Horas Samosir Fiesta” merupakan program pengembangan pemasaran pariwisata yang bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir dan Danau Toba pada umumnya.
“Pihak terkait seperti Tour dan Travel Agent diharapkan dapat mengambil peluang dengan membuat paket-paket wisata yang dapat memberi manfaat terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Dessy.
SMI 2019 berlangsung di panggung terbuka Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Samosir, Sumatra Utara. Acara dibuka dengan suguhan tari tortor yang dibawakan puluhan orang tua dan anak-anak dari beberapa sanggar. Ribuan penonton tercatat hadir selama dua hari penyelenggaraan acara.
Hari pertama, musisi yang tampil diantaranya musisi lokal seperti Jajabi Band, Tongam Sirait serta penyanyi yang juga penulis novel, Moly Moore serta kelompok asal Malaysia, Salammusik.
Puncak acara berlangsung pada hari kedua yang diisi dengan penampilan Viky Sianipar. Musisi, komposer serta produser berdarah Batak ini dikenal dengan kemampuannya memainkan ragam alat musik modern dan tradisional. Ia memiliki ciri khas dengan selalu menyelipkan nuansa tradisional, khususnya Batak di setiap karyanya. Penampilan musisi 43 tahun itu sontak disambut meriah penonton.
Selain Viky Sianipar, juga tampil penyanyi jebolan Indonesian Idol Alex Rudiart, Bagjuice dari Belanda, San & Preaches dari Jerman, dan musisi asal Swedia Hermann Delago.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, SMI 2019 dapat meningkatkan “awareness” wisatawan nasional, regional, dan international terhadap destinasi Danau Toba. Kegiatan ini juga dapat mengangkat dan memperkenalkan budaya Batak di mata internasional.
“Melalui Samosir Music International, diharapkan mampu memperkuat promosi wisata (branding) di daerah setempat. Secara langsung, event ini juga akan berdampak positif pada tingkat hunian hotel dan pendukung wisata lainnya,” kata Menpar Arief Yahya. (jpp)