Batakpedia.org– Perhelatan Bimtek Pengembangan Homestay dan Desa Wisata sukses menggairahkan kawasan Danau Toba. Buktinya, momen ini dimanfaatkan Huta Sitangkubang yang mendeklarasikan diri sebagai Huta Seni.
Deklarasi Huta Seni dilakukan di Huta Sitangkubang, Siponjot Silaban, Humbang Hasundutan. Deklarasi diwarnai Pameran Karya Seni hingga Atraksi Pembuatan Alat Musik. Ajang ini juga menggelar Pertunjukan dan Sarasehan Seni Budaya.
“Huta Sitangkubang kini menjadi Huta Seni. Artinya, seni dan budaya Batak akan terus dilestarikan. Kami juga memiliki daya tarik lain sebagai destinasi pembuat alat musik. Yang jelas, dengan status Huta Seni akan mendatangkan banyak manfaat bagi kami,” kata Ketua Sanggar Seni Silaban Margo, Dika Silaban.
1. Huta Sitangkubang menjadi kekuatan baru bagi pariwisata Danau Toba
Rangkaian acara diawali dengan Tari Tor Tor. Tarian ini dibawakan Sanggar Ina Silima Huta. Ada juga Atraksi Pembuatan Alat Musik. Berikutnya, Sanggar Dalloid menampilkan Tari Sihutur Sanggul yang menceritakan aktivitas keseharian wanita Huta Sitangkubang.
“Huta Sitangkubang menjadi kekuatan baru bagi pariwisata Danau Toba. Musik dan karya seni lainnya dikembangkan di sana. Semuanya dilibatkan secara aktif. Dengan posisi barunya, ada banyak inspirasi yang akan diberikan Huta Sitangkubang,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman.
2. Semua warga Huta Sitangkubang pembuat alat musik khas Batak
Huta Sitangkubang memiliki 11 kepala keluarga. Uniknya, semua warganya beraktivitas sebagai pembuat alat musik khas Batak. Alat musik yang dihasilkannya pun banyak. Masing-masing ada 15 set alat musik Taganing, Garantung, dan Ogung. Lalu, Hasapi (Kecapi Batak) siap jual ada 30 unit. Untuk satu set Uninguningan dari kayu nangka dihargai sekitar Rp12 juta.
“Alat-alat musik tersebut menjadi elemen penting dalam setiap acara adat. Selama berada di sana, para wisatawan juga bisa mengenal lebih dekat alat musik tersebut. Mereka pun bisa belajar bagaimana cara membuatnya. Yang jelas, Huta Seni Sitangkubang merupakan destinasi sangat menarik,” tutur Dadang.
3. Kreativitas Huta Seni Sitangkumbang harus didorong agar memberi keuntungan ekonomi
Sembari menikmati berbagai kesenian Huta Sitangkubang, Kemenpar pun memberikan pencerahan. Beragam treatment untuk menarik wisatawan diberikan.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda mengatakan, saatnya kreativitas didorong untuk menghasilkan value komersial. Lebih lanjut, kawasan Danau Toba membutuhkan tagline dengan basic “Toba Raya”.
“Danau Toba makin kaya dengan Huta Seni Sitangkubang. Kreativitas harus didorong agar memberi keuntungan ekonomi. Nanti akan diperkuat famtrip dengan peserta Singapura. Lebih penting, Toba itu harus bersatu. Munculkan tagline ‘Toba Raya’ guna mengoptimalkan semua potensi yang ada. Sebab, akomodasi wisatawan sudah ditopang dengan homestay,” kata Lokot.
Kemenpar sendiri mendukung Huta Sitangkumbang menjadi desa wisata. Sebagai bukti, Kemenpar memberikan 10 paket dukungan. Setiap paketnya terdiri 1 springbed, 2 bantal, 2 guling, 1 sprei, 1 bed cover, hingga 1 buku tamu.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, destinasi Huta Sitangkubang akan berkembang optimal seiring naiknya wisatawan.
“Huta Sitangkubang telah memiliki identitas yang jelas. Hal ini tentu sangat bagus. Kawasan tersebut akan tumbuh positif. Yang mereka butuhkan adalah branding intensif. Manfaatkan saja semua media sosial yang ada. Cara ini akan efektif karena efisien. Selain atraksinya, destinasi ini juga didukung aksesibilitas dan amenitas yang bagus,” tutur Menpar. (idntimes)